KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pada awal tahun 2025, sejumlah besar produsen obat di Amerika Serikat berencana untuk menaikkan harga obat-obatan bermerek mereka, termasuk obat COVID-19 Paxlovid milik Pfizer, terapi sel kanker dari Bristol Myers Squibb, dan vaksin dari Sanofi Prancis. Data yang dianalisis oleh firma riset kesehatan 3 Axis Advisors mengungkapkan bahwa lebih dari 250 obat akan mengalami kenaikan harga.
Kenaikan Harga Obat: Detail dan Tren
Sebagian besar kenaikan harga obat ini berada di bawah 10%, dengan kenaikan median sebesar 4,5%, yang sejalan dengan angka kenaikan harga pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini adalah pada harga daftar, yang tidak termasuk potongan harga atau rabat yang diberikan kepada manajer manfaat farmasi dan pihak lain yang terlibat dalam distribusi.Peningkatan Harga Obat Baru
Analisis oleh Reuters menunjukkan bahwa pada tahun 2023, harga obat-obatan baru yang diluncurkan oleh perusahaan farmasi di AS meningkat 35% lebih tinggi dibandingkan tahun 2022. Peningkatan harga ini menunjukkan tren yang terus berlanjut, di mana produsen obat menghadapi kesulitan dalam menaikkan harga seiring berjalannya waktu. Pada tanggal 29 Desember 2024, lebih dari 250 obat mengalami kenaikan harga, sebuah lonjakan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana hanya lebih dari 140 obat yang diumumkan untuk mengalami kenaikan.Perusahaan Terlibat dan Obat-Obat yang Kenaikan Harganya
- Pfizer adalah perusahaan dengan jumlah obat terbanyak yang mengalami kenaikan harga pada daftar terbaru, dengan lebih dari 60 obat. Selain itu, harga Paxlovid yang digunakan untuk pengobatan COVID-19 juga mengalami kenaikan sebesar 3%. Obat-obat lain yang mengalami kenaikan termasuk pengobatan migrain Nurtec dan obat kanker seperti Adcetris, Ibrance, dan Xeljanz yang naik antara 3% hingga 5%. Amy Rose, juru bicara Pfizer, mengatakan dalam sebuah email bahwa kenaikan harga ini membantu mendukung investasi dalam pengembangan obat dan menutupi biaya yang terus meningkat.
- Bristol Myers Squibb menaikkan harga terapi sel kanker mereka yang mahal, Abecma dan Breyanzi, sebesar 6% dan 9% masing-masing. Harga terapi ini sudah mendekati setengah juta dolar per pengobatan, dan perusahaan menyatakan bahwa harga ini mencerminkan sifat pengobatan yang bersifat transformatif dan individual.
- Sanofi, produsen vaksin asal Prancis, juga menaikkan harga sekitar selusin vaksin antara 2,9% hingga 9%.