JAKARTA. Proses merger antara Bank Hana dengan Bank Korea Exchange Bank (KEB) akan meningkatkan modal inti secara signifikan. Diperkirakan bank hasil merger ini akan memiliki modal inti setidaknya Rp 2,2 triliun.Menurut Direktur Kepatuhan Bank Hana, Bayu Wisnu Wardhana, saat ini modal inti Bank Hana mencapai Rp 1,2 triliun. "Melalui merger dengan Bank KEB, modal inti bank kami yang baru nanti bisa meningkat cukup signifikan," kata Bayu saat dihubungi KONTAN, Selasa, (14/1).Skema bisnis bank baru nanti tak akan berubah. Hanya saja Bank Hana selama ini fokus ke kredit small medium entrepreneur/SME alias usaha kecil menengah (UKM). Sedangkan Bank KEB lebih banyak menyalurkan kredit korporasi. "Jadi mungkin ke depannya 50:50 penyaluran kedua kredit ini dalam portofolio kami," ujar Bayu.Bayu mengaku tak bisa memastikan kapankah izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Mestinya sih akhir bulan ini atau setidaknya triwulan I. Tapi sekali lagi semuanya di tangan OJK sekarang," pungkas Bayu.Sebagaimana diketahui, merger Bank Hana dan Bank KEB terpaksa dilakukan guna memenuhi aturan kepemilikan bank tunggal atau single presence policy (SPP) yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI). Saat ini mayoritas saham Bank KEB Indonesia milik Korea Exchange Bank Seoul. Tetapi 100% saham kedua bank asal Korea Selatan tersebut milik Grup Hana Finansial. Itulah sebabnya induk usaha wajib mengondolidasikan dua anak usahanya. Komposisi pemegang saham pasca merger sendiri akan mengalami peberubahan. Hana Bank Korea akan menguasai 37% dan Korea Exchange Bank Seoul 49,8%, Sisanya dipegang oleh Internasional Finance Corporation (IFC) 9,9%, Bambang Setijo 2,5% dan Clemont Finance Indonesia 0,5%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Paska merger, modal inti Bank Hana jadi Rp 2,2 T
JAKARTA. Proses merger antara Bank Hana dengan Bank Korea Exchange Bank (KEB) akan meningkatkan modal inti secara signifikan. Diperkirakan bank hasil merger ini akan memiliki modal inti setidaknya Rp 2,2 triliun.Menurut Direktur Kepatuhan Bank Hana, Bayu Wisnu Wardhana, saat ini modal inti Bank Hana mencapai Rp 1,2 triliun. "Melalui merger dengan Bank KEB, modal inti bank kami yang baru nanti bisa meningkat cukup signifikan," kata Bayu saat dihubungi KONTAN, Selasa, (14/1).Skema bisnis bank baru nanti tak akan berubah. Hanya saja Bank Hana selama ini fokus ke kredit small medium entrepreneur/SME alias usaha kecil menengah (UKM). Sedangkan Bank KEB lebih banyak menyalurkan kredit korporasi. "Jadi mungkin ke depannya 50:50 penyaluran kedua kredit ini dalam portofolio kami," ujar Bayu.Bayu mengaku tak bisa memastikan kapankah izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Mestinya sih akhir bulan ini atau setidaknya triwulan I. Tapi sekali lagi semuanya di tangan OJK sekarang," pungkas Bayu.Sebagaimana diketahui, merger Bank Hana dan Bank KEB terpaksa dilakukan guna memenuhi aturan kepemilikan bank tunggal atau single presence policy (SPP) yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI). Saat ini mayoritas saham Bank KEB Indonesia milik Korea Exchange Bank Seoul. Tetapi 100% saham kedua bank asal Korea Selatan tersebut milik Grup Hana Finansial. Itulah sebabnya induk usaha wajib mengondolidasikan dua anak usahanya. Komposisi pemegang saham pasca merger sendiri akan mengalami peberubahan. Hana Bank Korea akan menguasai 37% dan Korea Exchange Bank Seoul 49,8%, Sisanya dipegang oleh Internasional Finance Corporation (IFC) 9,9%, Bambang Setijo 2,5% dan Clemont Finance Indonesia 0,5%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News