JAKARTA. Politisi Partai Golkar Paskah Suzetta mengklaim, sebanyak 2/3 dari total kader Golkar yang netral (non-blok) akan merapatkan dukungan ke bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi). Paskah meyakini hal tersebut akan terjadi. "Saya ingin buka, 2/3 (kader) Golkar non-blok, (akan memberikan dukungan) ke Jokowi-Jusuf Kalla. Itu sudah bisa dipastikan," kata Paskah dalam jumpa wartawan, di Gedung Wisma Bakrie, Jakarta, Selasa (20/5). Menurut Paskah, hal ini merupakan dinamika politik yang wajar. PDI-P yang begitu solid mendukung pasangan Jokowi- Jusuf Kalla untuk maju dalam Pemilihan presiden 2014 serta Kalla yang merupakan mantan Ketua Umum Golkar berada dalam posisi bakal calon wakil presiden, menjadi pertimbangannya. "Upaya kader-kader Golkar yang berbeda pendapat dengan keputusan pimpinan pusat tidak bisa dikeluarkan atau diberikan sanksi," tambah dia.Namun, ia berharap, perbedaan pendapat tersebut tidak dipandang sebagai perpecahan. Akan tetapi perbedaan pandangan ini merupakan suatu dinamika dalam partai politik. Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Luhut Panjaitan membantah berdirinya Golkar dalam dua kaki ini sebagai strategi cadangan Golkar untuk mengakses pemerintahan. Menurut Luhut, perbedaan dukungan tersebut hanyalah menyoal perbedaan pandangan terhadap kualitas pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Paskah Suzetta klaim 2/3 kader Golkar ke Jokowi
JAKARTA. Politisi Partai Golkar Paskah Suzetta mengklaim, sebanyak 2/3 dari total kader Golkar yang netral (non-blok) akan merapatkan dukungan ke bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi). Paskah meyakini hal tersebut akan terjadi. "Saya ingin buka, 2/3 (kader) Golkar non-blok, (akan memberikan dukungan) ke Jokowi-Jusuf Kalla. Itu sudah bisa dipastikan," kata Paskah dalam jumpa wartawan, di Gedung Wisma Bakrie, Jakarta, Selasa (20/5). Menurut Paskah, hal ini merupakan dinamika politik yang wajar. PDI-P yang begitu solid mendukung pasangan Jokowi- Jusuf Kalla untuk maju dalam Pemilihan presiden 2014 serta Kalla yang merupakan mantan Ketua Umum Golkar berada dalam posisi bakal calon wakil presiden, menjadi pertimbangannya. "Upaya kader-kader Golkar yang berbeda pendapat dengan keputusan pimpinan pusat tidak bisa dikeluarkan atau diberikan sanksi," tambah dia.Namun, ia berharap, perbedaan pendapat tersebut tidak dipandang sebagai perpecahan. Akan tetapi perbedaan pandangan ini merupakan suatu dinamika dalam partai politik. Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Luhut Panjaitan membantah berdirinya Golkar dalam dua kaki ini sebagai strategi cadangan Golkar untuk mengakses pemerintahan. Menurut Luhut, perbedaan dukungan tersebut hanyalah menyoal perbedaan pandangan terhadap kualitas pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News