Paslon Ganjar-Mahfud Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7%, Ini Kata Ekonom



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7% bila terpilih menjadi presiden dan wakil presiden 2024. 

Merespons hal ini, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai pertumbuhan ekonomi 7% yang dijanjikan Ganjar-Mahfud akan sulit tercapai ke depanya. 

"Visi misi terkait target pertumbuhan Ganjar cukup ambisius," kata Bhima pada Kontan.co.id, Senin (23/10). 


Bhima memprediksi dalam konteks ekonomi global saja diperkirakan masih akan melambat sampai 5 tahun ke depan, terutama karena konflik geopolitik yang terus memanas, fluktuasi harga komoditas hingga adanya fenomena deglobalisasi. 

Baca Juga: Ganjar-Mahfud Janji Buka 17 Juta Lapangan Kerja dan Lanjutkan Proyek IKN

Sementara, struktur ekonomi Indonesia sangat rapuh, mulai dari industrialisasi yang macet, ketergantungan ekonomi dari komoditas olahan primer yang menunggu booming komoditas. 

"Padahal kita kan tidak tahu booming harga CPO, batubara, nikel bertahan berapa lama. Kalau sisi permintaan globalnya turun, misalnya China ekonominya melambat maka sangat menantang bagi Indonesia untuk tumbuh di atas 5,5% apalagi 7%," pungkas Bhima. 

Selanjutnya Bhima juga menyoroti soal visi misi Ganjar-Mahfud MD dalam memperkuat ekonomi hijau dan ekonomi biru. 

Kedua ekonomi tersebut memang penting sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Namun menurutnya ketergantungan teknologi dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri belum berkorelasi dengan ekonomi hijau dan biru. 

Baca Juga: Asal Tidak Terpecah Belah, Pemilu Dampaknya akan Baik ke Ekonomi

Menurutnya pekerjaan rumah di sektor ekonomi masih perlu perhatian khusus. 

Pertama, menyelesaikan masalah lemahnya struktur ekonomi yang diwariskan era Jokowi. Kedua, mendorong sumber ekonomi baru yang lebih berkualitas. Ketiga, menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan indikator kesejahteraan yang lebih merata.

"Kita juga tidak ingin para capres mengejar pertumbuhan tinggi tapi melupakan kualitas pertumbuhan seperti melebarnya ketimpangan, hingga masih banyaknya jumlah masyarakat rentan," jelas Bhima. 

Sebagai informasi, pasangan ini memiliki delapan poin misi yang disampaikan kepada KPU. 

Baca Juga: Gibran Rakabuming Sudah Kantongi SKCK dari Baintelkam Polri

Misi di bidang ekonomi masuk dalam misi poin ketiga, yaitu mempercepat pembangunan ekonomi berdikari berbasis pengetahuan dan nilai tambah. 

Misi poin pertama itu mencakup ekonomi unggul dan berdaya saing dengan menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7%, kedaulatan pangan, serta Indonesia pusat ekonomi syariah dan industri halal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli