Berdiri sejak tahun 1980-an, sentra batu giling di Desa Tanjung Heran, Kecamatan Taba Penanjung, Bengkulu Selatan telah berkembang pesat. Jumlah pengrajin pun terus bertambah. Sampai saat ini, sudah ada sekitar 30 orang yang berprofesi sebagai pengrajin batu giling. Menjamurnya pengrajin batu giling membuat pasokan batu alam tak mencukupi lagi. Semula, para pengrajin batu giling mendapatkan limpahan bahan baku batu andesit dari sungai air dingin yang ada di sekitar desa tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, pasokan batu andesit di sungai ini mulai habis dan pengrajin mulai mencari ke wilayah pegunungan. “Karena usaha batu giling di sini sudah ada dari tahun 1980-an, pasokan batunya habis karena setiap hari diambil,” kata Dedi Suparjo, pengrajin batu giling.
Pasokan batu Andesit makin sulit didapat (3)
Berdiri sejak tahun 1980-an, sentra batu giling di Desa Tanjung Heran, Kecamatan Taba Penanjung, Bengkulu Selatan telah berkembang pesat. Jumlah pengrajin pun terus bertambah. Sampai saat ini, sudah ada sekitar 30 orang yang berprofesi sebagai pengrajin batu giling. Menjamurnya pengrajin batu giling membuat pasokan batu alam tak mencukupi lagi. Semula, para pengrajin batu giling mendapatkan limpahan bahan baku batu andesit dari sungai air dingin yang ada di sekitar desa tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, pasokan batu andesit di sungai ini mulai habis dan pengrajin mulai mencari ke wilayah pegunungan. “Karena usaha batu giling di sini sudah ada dari tahun 1980-an, pasokan batunya habis karena setiap hari diambil,” kata Dedi Suparjo, pengrajin batu giling.