Pasokan batubara berlebih, Adaro Energy belum berencana pangkas target produksi 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mengumumkan, produsen batubara berencana untuk memangkas produksi batubara tahun 2020 hingga 15%-20%. Hal ini dilakukan untuk menjaga profitabilitas produsen di tengah pandemi Covid-19 yang menimbulkan adanya kelebihan pasokan dan penurunan permintaan.

Meskipun begitu, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) belum berencana memotong target produksi tahun 2020. "Sampai saat ini belum ada perubahan panduan produksi," kata Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (2/7).

Baca Juga: Sejumlah perusahaan bakal pangkas produksi batubara, ADRO dan BUMI masih kejar target


Hingga akhir tahun 2020, ADRO menargetkan dapat menghasilkan 54 juta ton-58 juta ton batubara. ADRO juga berharap bisa membukukan EBITDA operasional antara US$ 900 juta-US$ 1,2 miliar.

Febriati menyampaikan, fluktuasi harga jual batubara di pasar tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. "Untuk itu, kami fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional dan pengendalian biaya dan efisiensi untuk mempertahankan kinerja yang solid," tutur dia.

Menurut Febriati, Adaro Energy memiliki model bisnis yang terintegrasi dan efisien yang telah terbukti sukses dalam menghadapi siklus pasar batubara. Di samping itu, ia yakin, pilar-pilar non-batubara akan terus memberikan kontribusi yang stabil kepada Adaro Energy serta menjadi penyeimbang volatilitas batubara. 

"Salah satu strategi kami adalah melalui diversifikasi bisnis pertambangan dengan masuk ke bisnis coking coal (batubara kokas)," ucap Febriati.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, penjualan batubara ADRO pada kuartal I-2020 naik 8% secara year on year (yoy) menjadi 14,39 juta ton. Volume penjualan tersebut sudah termasuk 0,31 juta ton batubara kokas keras dari tambang Lampunut AMC dan 0,16 juta ton batubara termal dari Mustika Indah Permai.

Baca Juga: Emiten Batubara Tertekan, Saham INDY, PTBA, ADRO, dan ITMG Masih Menarik

Mayoritas penjualan batubara ADRO pada kuartal I-2020 ditujukan ke kawasan Asia Tenggara dengan porsi 47% dari total volume penjualan. Disusul oleh Asia Timur sebanyak 22%, India 19%, dan China 10%. Indonesia dan Malaysia menjadi dua pasar terbesar ADRO di Asia Tenggara.

Akan tetapi, pedapatan ADRO pada tiga bulan pertama tahun ini turun 11% yoy menjadi US$ 750 juta. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata batubara sebanyak 17%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi