Pasokan beras ke Cipinang turun hampir 50%



JAKARTA. Kenaikan harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang menyentuh hingga 30% dari harga normal dipicu karena menurunnya pasokan beras di PIBC. Penurunan pasokan ini terjadi dari tanggal 14 - 22 Februari 2015.

Jumlah rata-rata pasokan beras di PIBC selama bulan Februari 2015 sebesar 1.601 ton. Jumlah tersebut menurun sebesar 19,99% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang rata-rata sebanyak 2.001 ton beras. Namun bila dibandingkan dengan pasokan normal beras setiap hari di PIBC yang mencapai 2.500 ton hingga 3.000 ton, maka penurunan stok beras di PIBC menurun hampir 50%.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan (Kemdag) Senin (23/2), penyaluran rata-rata beras ke pasar-pasar wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan antarpulau pada awal Februari sampai 22 Februari tahun 2015 tercatat sebesar 2.085 ton. Penyaluran ini turun 3,11% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2.152 ton.


Kemdag mencatat jumlah pasokan beras di PIBC pada hari Minggu (22/2) kemarin sebesar 22.819 ton. Jumlah tersebut dinilai memenuhi kebutuhan DKI selama kurang lebih delapan hari ke depan. Namun bila dibandingkan dengan stok beras normal yang mencapai sekitar 30.000 ton, maka stok tersebut turun sebesar 23,94%.

Sementara itu, realisasi perdagangan antar pulau beras di PIBC pada pada awal bulan sampai 22 Februari 2015 sebesar 7.117 ton. Nilai itu turun 37,26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 11.343 ton.

Penurunan pasokan beras di PIBC ini tak terlepas dari tertundanya panen raya yang diperkirakan baru mulai panen pada Maret 2015 mendatang. Di sisi lain, Bulog juga sudah tidak menjual beras ke PIBC sejak awal Februari 2015 karena dinilai tidak efektif lantaran Operasi Pasar (OP) yang dilakukan ke PIBC tidak efektif meredam harga beras di pasaran. Malahan diduga ada pedagang nakal yang melakukan pengoplosan beras bulog dengan beras lain dan dijual dengan harga lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata