KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menguatnya harga minyak global akhir-akhir ini diprediksi tidak akan bertahan lama. Masalah suplai dan permintaan masih akan membawa pergerakan harga minyak turun hingga akhir tahun. Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (11/9) pukulĀ 16:11 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2019 di New York Mercantile Exchange (Nymex) menguat 1,45% ke level US$ 58,23 per barel. Sedangkan untuk harga minyak Brent di ICE Futures kontrak pengiriman November 2019 naik 1,25% ke level US$ 63,16 per barel. Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menngungkapkan, penguatan harga minyak ini lebih banyak mendapat dukungan dari tren bank sentral di dunia yang cenderung menunjukkan sikap dovish terhadap kebijakan moneternya. Hal ini membuka peluang bagi bank sentral untuk meluncurkan stimulus atau dengan memangkas suku bunga acuannya.
Pasokan berlebih, harga minyak bakal tertekan lagi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menguatnya harga minyak global akhir-akhir ini diprediksi tidak akan bertahan lama. Masalah suplai dan permintaan masih akan membawa pergerakan harga minyak turun hingga akhir tahun. Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (11/9) pukulĀ 16:11 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2019 di New York Mercantile Exchange (Nymex) menguat 1,45% ke level US$ 58,23 per barel. Sedangkan untuk harga minyak Brent di ICE Futures kontrak pengiriman November 2019 naik 1,25% ke level US$ 63,16 per barel. Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menngungkapkan, penguatan harga minyak ini lebih banyak mendapat dukungan dari tren bank sentral di dunia yang cenderung menunjukkan sikap dovish terhadap kebijakan moneternya. Hal ini membuka peluang bagi bank sentral untuk meluncurkan stimulus atau dengan memangkas suku bunga acuannya.