Pasokan buah impor ke supermarket kian seret



JAKARTA. Dampak aturan impor hortikultura seperti pembatasan impor lewat pelabuhan Tanjung Pirok, Jakarta, membuat resah pelaku usaha ritel. Sejak ditutupnya impor hortikultura di pelabuhan Tanjung Priok, pasokan buah ke gerai-gerai ritel mereka berkurang, terutama gerai yang ada di Jakarta dan sekitarnya.

"Buah impor hampir di semua ritel saat ini sangat sulit mendapatkannya, karena dan pasokannya turun akibat aturan itu," kata Public Affairs Senior Manager PT Carrefour Indonesia, Satria Hamid Ahmadi kepada KONTAN, Jumat (13/7).

Selain sulitnya mendapatkan buah impor, Satria mengaku aturan tersebut membuat harga buah impor melonjak tinggi. Hal ini terjadi karena pasokan buah impor tak sebanding dengan permintaan.


Satria bilang, harga buah seperti apel, pear dan anggur harganya naik 10 hingga 20%. Namun, Satria tak menjelaskan berapa rincian kenaikan harga buah itu. "Kualitasnya pun tak sebaik yang dulu, karena kami harus menunggunya selama tiga hari. Ketika sampai barang-barang itu sudah tidak segar lagi," terang Satria.

Saat ini, impor produk hortikultura memakan waktu lama, sebab proses impor tak lagi dibolehkan lewat pelabuhan Tanjung Priok, melainkan melalui pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur. Sehingga buah tersebut membutuhkan waktu lagi, hingga sampai ke Jakarta.

"Di Surabaya komoditasnya masih segar. Ketika sampai di Jakarta, buah-buahan itu ada yang busuk. Jadi pasokannya turun 30% sampai 50%," terang Satria. Pasokan buah yang mengalami penurunan itu termasuk buah pear dan anggur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri