Pasokan cabai rawit di Kramat Jati susut



JAKARTA. Pasokan cabai rawit ke Pasar Induk Kramat Jati mengalami penurunan. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) saat ini pasokan cabai rawit hanya mencapai sekitar 15 ton per hari dari total pasokan cabe seluruhnya sebesar 150-170 ton per hari. Biasanya pasokan cabai rawit merah tersebut rata-rata 35 ton per hari. Saat ini, opsi stabilisasi harga cabai rawit merah melalui penambahan pasokan impor merupakan alternatif yang sulit dilakukan mengingat terbatasnya sumber pasokan dari negara lain. Namun, Srie menambahkan bahwa masyarakat jangan terlalu khawatir karena diperkirakan pada April–Juni 2014, akan ada potensi panen dari empat daerah sentra utama. Keempat daerah sentra utama tersebut adalah Majalengka, Garut, dan Cirebon di Jawa Barat sebanyak 26.754 ton, Magelang, Boyolali, dan Rembang di Jawa Tengah sebanyak 29.389 ton, Blitar, Kediri, Jember, dan Banyuwangi di Jawa Timur sebanyak 140.191 ton, dan Lombok Timur, NTB sekitar 3.650 ton. Diharapkan akhir April 2014 harga cabai rawit merah mulai bergerak turun seiring penambahan pasokan ke pasar. Preferensi masyarakat yang lebih memilih cabai segar secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap tingginya tingkat permintaan masyarakat dan elastisitas komoditas cabai. Padahal sampai dengan saat ini belum ada faktor yang menguatkan bahwa cabai merupakan kebutuhan esensial dalam pemenuhan gizi. Kandungan gizi yang ada pada cabai dengan mudah dapat di substitusi oleh sayuran atau buah-buahan lainnya. Hal ini sangat berbeda dengan beras. Pengurangan konsumsi beras berdampak langsung terhadap kualitas kesehatan masyarakat. "Oleh karena itu masyarakat diharapkan dapat memahami dan bisa beralih membeli cabai merah besar atau cabai keriting sebagai pengganti sementara selagi harga cabai rawit merah harganya masih tinggi," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan Srie Agustina, salam siaran persnya, Jumat (4/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan