JAKARTA. Minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) kehabisan tenaga untuk menanjak. Di bursa berjangka Malaysia (MDE), kontrak pengiriman CPO untuk bulan Mei 2011, Kamis (10/3) pukul 18:35 WIB, senilai RM 3.459 (setara dengan US$ 1.140,08) per ton. Nilai itu turun dibandingkan posisi kontrak di hari sebelumnya yang RM 3.585 atau US$ 1.182,97 per ton.Analis menilai, penyebab penurunan harga CPO semata-mata faktor teknikal. Apelles RT Kawengian, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis PT Monex Investindo Futures, menyebut, pelaku pasar sedang merealisasikan untung alias profit taking dari kenaikan harga CPO belakangan ini.Harga CPO makin lemas karena di saat bersamaan harga minyak mentah ikut tergerus. "Ketika minyak turun, CPO juga merosot," kata Ibrahim, General Manager Harvest International Futures.Harga CPO juga tertekan spekulasi tentang pasokan yang sudah memadai. Mengutip Bloomberg, cuaca buruk yang dipicu oleh badai La Nina dan El Nino mulai reda."Cuaca mulai tenang. Saya pikir volume produksi bulan Maret akan meningkat. Kita akan akan melihat penambahan cadangan dalam jumlah besar beberapa bulan mendatang," kata Hoe Lee Leng, analis di RHB Research Institute Sdn. Malaysia seperti dikutip Bloomberg.Tren PositifPada konferensi CPO yang berlangsung di Malaysia awal pekan ini, Dorab Mistry, Direktur di Godrej International Ltd., memprediksi, produksi CPO Malaysia akan pulih di semester II-2011 dan mencapai 17,3 juta ton sepanjang tahun. Sedang proyeksi produksi CPO Indonesia tahun ini mencapai 24 juta ton.Ibrahim menyebut, harga CPO masih akan terkait dengan harga minyak nabati global serta harga komoditas pangan dunia. Keterkaitan antara ketiga harga tersebut akan bertahan hingga jangka panjang. "Banyak analis yang memperkirakan, harga CPO akan terus naik sampai 4.000 ringgit per ton," kata dia.Apelles sepakat, harga CPO masih dalam tren positif untuk jangka panjang. Namun, dalam waktu dekat, dia menilai, harga CPO masih akan tertekan karena pasokan terkini sudah memadai.Tapi, penurunan harga masih tipis. "Harga CPO masih akan berada di level yang tinggi karena kondisi pasokan sebenarnya belum kondusif," kata dia. Dalam pekan ini, Apelles memperkirakan, harga CPO berpotensi turun 2% dan bermain di kisaran RM 3.560-RM 3.590 per ton.Sebelum melandai ke kisaran itu, Apelles memperkirakan, harga CPO akan menanjak lebih dahulu. Yang bisa menjadi pemicu kenaikan CPO adalah rencana Amerika Serikat merilis data perdagangan dan pengangguran. "Jika angkanya kurang baik, dollar akan melemah, hingga harga komoditas seperti CPO menguat," kata Apelles. Dia memprediksi, harga CPO akan berada di rentang RM 3.570 hingga RM 3.600 per ton untuk hari ini. Sedang Ibrahim memperkirakan harga CPO akan bergerak di kisaran RM 3.575 hingga RM 3.586 per ton dan ditutup menguat hari ini. Proyeksi Ibrahim untuk pekan depan, harga CPO akan kembali mengalami rally.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pasokan cukup, harga CPO kembali tenang
JAKARTA. Minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) kehabisan tenaga untuk menanjak. Di bursa berjangka Malaysia (MDE), kontrak pengiriman CPO untuk bulan Mei 2011, Kamis (10/3) pukul 18:35 WIB, senilai RM 3.459 (setara dengan US$ 1.140,08) per ton. Nilai itu turun dibandingkan posisi kontrak di hari sebelumnya yang RM 3.585 atau US$ 1.182,97 per ton.Analis menilai, penyebab penurunan harga CPO semata-mata faktor teknikal. Apelles RT Kawengian, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis PT Monex Investindo Futures, menyebut, pelaku pasar sedang merealisasikan untung alias profit taking dari kenaikan harga CPO belakangan ini.Harga CPO makin lemas karena di saat bersamaan harga minyak mentah ikut tergerus. "Ketika minyak turun, CPO juga merosot," kata Ibrahim, General Manager Harvest International Futures.Harga CPO juga tertekan spekulasi tentang pasokan yang sudah memadai. Mengutip Bloomberg, cuaca buruk yang dipicu oleh badai La Nina dan El Nino mulai reda."Cuaca mulai tenang. Saya pikir volume produksi bulan Maret akan meningkat. Kita akan akan melihat penambahan cadangan dalam jumlah besar beberapa bulan mendatang," kata Hoe Lee Leng, analis di RHB Research Institute Sdn. Malaysia seperti dikutip Bloomberg.Tren PositifPada konferensi CPO yang berlangsung di Malaysia awal pekan ini, Dorab Mistry, Direktur di Godrej International Ltd., memprediksi, produksi CPO Malaysia akan pulih di semester II-2011 dan mencapai 17,3 juta ton sepanjang tahun. Sedang proyeksi produksi CPO Indonesia tahun ini mencapai 24 juta ton.Ibrahim menyebut, harga CPO masih akan terkait dengan harga minyak nabati global serta harga komoditas pangan dunia. Keterkaitan antara ketiga harga tersebut akan bertahan hingga jangka panjang. "Banyak analis yang memperkirakan, harga CPO akan terus naik sampai 4.000 ringgit per ton," kata dia.Apelles sepakat, harga CPO masih dalam tren positif untuk jangka panjang. Namun, dalam waktu dekat, dia menilai, harga CPO masih akan tertekan karena pasokan terkini sudah memadai.Tapi, penurunan harga masih tipis. "Harga CPO masih akan berada di level yang tinggi karena kondisi pasokan sebenarnya belum kondusif," kata dia. Dalam pekan ini, Apelles memperkirakan, harga CPO berpotensi turun 2% dan bermain di kisaran RM 3.560-RM 3.590 per ton.Sebelum melandai ke kisaran itu, Apelles memperkirakan, harga CPO akan menanjak lebih dahulu. Yang bisa menjadi pemicu kenaikan CPO adalah rencana Amerika Serikat merilis data perdagangan dan pengangguran. "Jika angkanya kurang baik, dollar akan melemah, hingga harga komoditas seperti CPO menguat," kata Apelles. Dia memprediksi, harga CPO akan berada di rentang RM 3.570 hingga RM 3.600 per ton untuk hari ini. Sedang Ibrahim memperkirakan harga CPO akan bergerak di kisaran RM 3.575 hingga RM 3.586 per ton dan ditutup menguat hari ini. Proyeksi Ibrahim untuk pekan depan, harga CPO akan kembali mengalami rally.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News