Pasokan dari Thailand naik, harga beras berpotensi turun US$ 20 per ton



BANGKOK. Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan harga beras di pasar global diprediksi bakal makin murah. Bertambahnya pasokan beras dari eksportir beras terbesar yakni Thailand menjadi angin segar bagi masyarakat dunia yang membutuhkan beras impor bagi negaranya."Produksi beras dari Thailand cukup untuk memenuhi kebutuhan beras di dunia dan akan membuat harga beras bisa turun," kata Concepcion Calpe Senior Ekonom PBB. Sebelumnya, harga pangan di dunia sempat menyentuh rekor tertingginya di Februari 2011. Hal ini menyebabkan tambahan 44 juta masyarakat dunia yang masuk ke dalam garis kemiskinan. Dengan turunnya harga beras, juga akan mengurangi tekanan inflasi dunia. "Masyarakat di Afrika dan Asia bisa tersenyum, harga beras dunia tidak akan mengikuti komoditi lain yang harganya menanjak, malah berpotensi bisa turun," ujar Tom Slayton Analis Pertanian The Rice Trader di Virginia. Harga beras ThailandHarga beras ekspor dari Thailand untuk Asia telah turun 9% dihitung sejak 9 Februari 2011, dan 100%, varietas grade B berada di harga US$ 508 per metrik ton pada 27 April 2011. Sementara itu gabah di bursa komoditi di Chicago diperdagangkan di harga US$ 15,40 per 100 pounds pada pukul 9:13 waktu Singapura hari ini, lebih tinggi 7,8% dibanding tahun lalu. Rekor harga masih berada di posisi US$ 24,07 per 100 pounds pada April 2008. Pasokan bertambahFAO mencatat, persediaan beras tahun ini akan bertambah menjadi 7 juta ton menjadi 139 juta ton. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak 2002. Tahun depan, persediaan beras diprediksi akan meningkat hingga 150 juta ton. "Dengan naiknya pasokan beras di pasaran, harga beras bisa turun sekitar US$ 20 per ton," ujar Kiattisak Kanlayasirivat Direktur Novel Commodities SA di Thailand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini