Pasokan di India Terganggu, Harga Batubara Melambung Tinggi



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gangguan pada pasokan batubara di India menjadi pemicu harga batubara melambung tinggi. Ditambah pembatasan larangan ekspor kepada Rusia yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Eropa dan Inggris membuat pasokan batubara Dunia menjadi terbatas. 

Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono, mengatakan, tren komoditas energi masih belum selesai sehingga potensi bullish masih terbuka untuk harga batubara dalam jangka menengah, walaupun dalam jangka dekat akan terjadi koreksi atau konsolidasi. 

"Kenaikan harga batubara berasal dari demand India yang tinggi, dimana kebutuhan batubara India di supply Cina sementara Cina mengambil batubara dari Indonesia dan ditambah terjadinya lock down di salah satu kota besar di Cina sehingga memicu ancaman supply chain," ucap Wahyu kepada kontan.co.id, Kamis (12/5). 


Wahyu mengatakan pastinya isu geopolitik masih mengancam harga komoditas energi dimana akan menyebabkan gangguan terhadap perdagangan batu bara global sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina harus memperpanjang reli harga bahan bakar. 

Baca Juga: Gelombang Panas India Mengerek Harga Batubara

Harga batu bara Eropa mencapai level tertinggi satu bulan karena pembatasan pasokan Rusia, dimana Rusia merupakan pengekspor batubara terbesar ketiga secara global. Uni Eropa, Inggris, Jepang, dan Korea Selatan untuk memotong impor dari negara tersebut dan mengambil sekitar 55% dari pengiriman tersebut pada tahun 2020.

Kenaikan harga batubara juga ditambah dengan adanya isu Covid-19 yang belum mereda di China. Shanghai melakukan lockdown dan menyebabkan masalah besar bagi China. 

Wahyu menyampaikan kenaikan batubara menjadi masalah bagi banyak negara terutama Cina yang selalu berusaha menekan harga agar tidak tinggi dan rendah. 

"Otoritas China, bergerak untuk lebih mengatur harga batubara dengan mengklarifikasi kisaran fluktuasi yang wajar dari harga spot batubara untuk menahan kenaikan harga batubara sambil menghindari potensi dampak pada ekonomi di tengah kekurangan global dan ketidakpastian yang meningkat," ujar Wahyu. 

Baca Juga: Cadangan Nikel Melimpah, Indonesia Bisa Jadi Pemain Global

Wahyu menjelaskan gangguan pada pasokan batubara global, isu lockdown China, akibat invasi Rusia ke Ukraina akan memperpanjang kenaikan harga batubara hingga tahun depan. 

"Harga batubara akan turun ketika ada krisis global, contohnya pada jelang krisis subprime mortgage AS, dimana Oil sempat ke 140, lalu tiba-tiba oil anjlok setelah adanya krisis global terjadi,"ucap Wahyu. 

Wahyu memproyeksikan harga batubara akan berada di level US$ 200 per ton-US$ 450 per ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli