JAKARTA. Pelemahan rupiah menjadi isu hangat yang tidak habis-habisnya dibahas beberapa waktu terakhir. Belakangan, beredar rumor, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini dipicu oleh keringnya pasokan dollar AS di pasar karena banyak eksportir yang menahan dollar. "Para eksportir yang menahan dollar cemas, mereka tidak bisa membeli dollar lagi ke depannya," bisik salah satu pelaku pasar kepada KONTAN. Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Bank Indonesia (BI) tak mengelak kebenaran rumor tersebut. BI mengakui bahwa memang masih ada eksportir yang menahan mata uang dollar Amerikanya. Namun, BI memastikan, hal itu hanya dilakukan oleh sebagian eksportir saja.Peter Jacobs, Direktur Departemen Komunikasi BI menjelaskan, hingga saat ini BI sudah berupaya untuk meyakinkan pasar -termasuk eksportir- bahwa mereka sudah dapat bertransaksi seperti sedia kala. Sebab, BI sudah memberikan sejumlah fasilitas kepada pemilik dollar Amerika tersebut."Sebut saja fasilitas term deposit valas. Bagi mereka yang punya valas, bisa masuk ke sini. Kemudian bisa juga masuk ke lelang swap. Ini untuk hedgingnya sehingga para pemilik dollar tidak ketakutan jual dollar AS sekarang. Saat butuh dollar, mereka juga tidak akan kesulitan mendapatkannya," ujar Peter saat dihubungi KONTAN, Rabu (4/9).Dia juga menjelaskan, berdasarkan laporan yang didapat BI pada pekan ini, sebagian eksportir sudah mau melepasnya. "Kekhawatiran terhadap depresiasi sudah mulai berkurang tapi memang sebagiannya masih khawatir," ujarnya.Sebagai informasi, untuk pertama kalinya sejak April 2009, hari ini, kurs tengah dollar AS-rupiah menembus Rp 11.000.Berdasarkan data di situs resmi BI, hari ini,kurs tengah dollar AS-rupiah berada di angka Rp 11.093. Terakhir kali, nilai dollar versi kurs tengah BI melewati angka Rp 11.000 adalah pada tanggal 13 April 2009. Kala itu, kurs beli dollar AS ada di angka Rp 11.181 sementara kurs jual Rp 11.069. Alhasil, kurs tengah dollar AS - rupiah berada di angka Rp 11.125.Melihat angka kurs tengah bank sentral ini, tak mengherankan jika hari ini bank-bank memasang harga supermahal untuk dollar AS. Bahkan, ada bank yang sudah memasang harga jual dollar AS hingga Rp 12.000.
Pasokan dollar kering karena ditahan eksportir?
JAKARTA. Pelemahan rupiah menjadi isu hangat yang tidak habis-habisnya dibahas beberapa waktu terakhir. Belakangan, beredar rumor, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini dipicu oleh keringnya pasokan dollar AS di pasar karena banyak eksportir yang menahan dollar. "Para eksportir yang menahan dollar cemas, mereka tidak bisa membeli dollar lagi ke depannya," bisik salah satu pelaku pasar kepada KONTAN. Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Bank Indonesia (BI) tak mengelak kebenaran rumor tersebut. BI mengakui bahwa memang masih ada eksportir yang menahan mata uang dollar Amerikanya. Namun, BI memastikan, hal itu hanya dilakukan oleh sebagian eksportir saja.Peter Jacobs, Direktur Departemen Komunikasi BI menjelaskan, hingga saat ini BI sudah berupaya untuk meyakinkan pasar -termasuk eksportir- bahwa mereka sudah dapat bertransaksi seperti sedia kala. Sebab, BI sudah memberikan sejumlah fasilitas kepada pemilik dollar Amerika tersebut."Sebut saja fasilitas term deposit valas. Bagi mereka yang punya valas, bisa masuk ke sini. Kemudian bisa juga masuk ke lelang swap. Ini untuk hedgingnya sehingga para pemilik dollar tidak ketakutan jual dollar AS sekarang. Saat butuh dollar, mereka juga tidak akan kesulitan mendapatkannya," ujar Peter saat dihubungi KONTAN, Rabu (4/9).Dia juga menjelaskan, berdasarkan laporan yang didapat BI pada pekan ini, sebagian eksportir sudah mau melepasnya. "Kekhawatiran terhadap depresiasi sudah mulai berkurang tapi memang sebagiannya masih khawatir," ujarnya.Sebagai informasi, untuk pertama kalinya sejak April 2009, hari ini, kurs tengah dollar AS-rupiah menembus Rp 11.000.Berdasarkan data di situs resmi BI, hari ini,kurs tengah dollar AS-rupiah berada di angka Rp 11.093. Terakhir kali, nilai dollar versi kurs tengah BI melewati angka Rp 11.000 adalah pada tanggal 13 April 2009. Kala itu, kurs beli dollar AS ada di angka Rp 11.181 sementara kurs jual Rp 11.069. Alhasil, kurs tengah dollar AS - rupiah berada di angka Rp 11.125.Melihat angka kurs tengah bank sentral ini, tak mengherankan jika hari ini bank-bank memasang harga supermahal untuk dollar AS. Bahkan, ada bank yang sudah memasang harga jual dollar AS hingga Rp 12.000.