JAKARTA. Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Muara Karang milik PT PLN, terancam kesulitan gas akibat pasokan gas tak mengalir sesuai harapan. Hal ini terjadi karena, PT Nusantara Regas terlambat mengalirkan gas ke terminal penampungan dan regasifikasi terapung (FSRU) Jawa Barat yang menyuplai gas untuk PLTU Muara Karang. Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, pasokan gas dari FSRU Jawa Barat saat ini masih mengandalkan pasokan LNG (liquefied natural gas) dari Kilang Bontang yang baru dikirim awal Mei lalu. “Belum ada pasokan LNG lagi dari Bontang. Seharusnya setiap awal bulan dan pertengahan bulan pasokan LNG datang,” kata Suryadi di Jakarta, Rabu (13/6). Menurut Suryadi, Nusantara Regas sebagai operator FSRU Jawa Barat sudah menjanjikan pasokan LNG datang dua kali per bulan. Namun, hingga hari ini, kiriman LNG yang dijanjikan itu tak kunjung mengalir. “Artinya, Nusantara Regas tak konsisten dengan jadwal yang sudah disepakati,” tegas Suryadi.
Pasokan gas ke PLTU Muara Karang terancam seret
JAKARTA. Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Muara Karang milik PT PLN, terancam kesulitan gas akibat pasokan gas tak mengalir sesuai harapan. Hal ini terjadi karena, PT Nusantara Regas terlambat mengalirkan gas ke terminal penampungan dan regasifikasi terapung (FSRU) Jawa Barat yang menyuplai gas untuk PLTU Muara Karang. Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, pasokan gas dari FSRU Jawa Barat saat ini masih mengandalkan pasokan LNG (liquefied natural gas) dari Kilang Bontang yang baru dikirim awal Mei lalu. “Belum ada pasokan LNG lagi dari Bontang. Seharusnya setiap awal bulan dan pertengahan bulan pasokan LNG datang,” kata Suryadi di Jakarta, Rabu (13/6). Menurut Suryadi, Nusantara Regas sebagai operator FSRU Jawa Barat sudah menjanjikan pasokan LNG datang dua kali per bulan. Namun, hingga hari ini, kiriman LNG yang dijanjikan itu tak kunjung mengalir. “Artinya, Nusantara Regas tak konsisten dengan jadwal yang sudah disepakati,” tegas Suryadi.