JAKARTA. Mengomentari hasil pemeriksaan BPK, Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar mengakui bahwa akibat penggunaan BBM pada pembangkit listrik tenaga gas tahun 2007 menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya Rp 16,3 triliun karena PLTG atau PLTU dioperasikan sebagian besar dengan BBM. Pasalnya, ciutnya pasokan gas. "Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pada 2008 ini PLN telah berupaya melakukan konversi penggunaan gas pada beberapa pembangkit seperti Muara Tawar sejak Juli lalu. Saat ini sudah beroperasi dengan 100 MMCFD dan akhir tahun ini akan mencapai 190 MMCFD sehingga bisa mengoperasikan 700 MW pembangkit dengan gas," kata Fahmi. Selain itu, masih menurut Fahmi, PLN juga akan menambah pasokan gas di Cilegon dan melakukan konversi High Speed Diesel atau minyak solar menjadi Marine Fuel Oil atau minyak bakar beberapa pembangkit di luar Jawa. "Pengalihan PLTG Apung dari Borang ke Sumatera Utara juga dimaksudkan untuk mengatasi krisis di wilayah Sumut. Karena ketidaktersediaan gas di wilayah tersebut maka PLTG apung dioperasikan dengan BBM sehingga menambah beban biaya sekitar Rp 62,5 miliar. Saat ini PLTG apung tersebut sudah direlokasi kembali ke Borang untuk dioperasikan dengan gas," tambahnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pasokan Gas Kecil, PLN Keluarkan Ongkos Tambahan
JAKARTA. Mengomentari hasil pemeriksaan BPK, Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar mengakui bahwa akibat penggunaan BBM pada pembangkit listrik tenaga gas tahun 2007 menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya Rp 16,3 triliun karena PLTG atau PLTU dioperasikan sebagian besar dengan BBM. Pasalnya, ciutnya pasokan gas. "Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pada 2008 ini PLN telah berupaya melakukan konversi penggunaan gas pada beberapa pembangkit seperti Muara Tawar sejak Juli lalu. Saat ini sudah beroperasi dengan 100 MMCFD dan akhir tahun ini akan mencapai 190 MMCFD sehingga bisa mengoperasikan 700 MW pembangkit dengan gas," kata Fahmi. Selain itu, masih menurut Fahmi, PLN juga akan menambah pasokan gas di Cilegon dan melakukan konversi High Speed Diesel atau minyak solar menjadi Marine Fuel Oil atau minyak bakar beberapa pembangkit di luar Jawa. "Pengalihan PLTG Apung dari Borang ke Sumatera Utara juga dimaksudkan untuk mengatasi krisis di wilayah Sumut. Karena ketidaktersediaan gas di wilayah tersebut maka PLTG apung dioperasikan dengan BBM sehingga menambah beban biaya sekitar Rp 62,5 miliar. Saat ini PLTG apung tersebut sudah direlokasi kembali ke Borang untuk dioperasikan dengan gas," tambahnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News