JAKARTA. Hingga Idul Fitri nanti, stok gula dalam negeri diperkirakan masih aman. Kebutuhan gula selama dua bulan mendatang akan dipasok dari stock gula yang dikumpulkan sejak April hingga Mei, dimana jumlahnya diperkirakan mencapai 535.543 ton. Jumlah tersebut belum termasuk tambahan dari musim giling yang berlangsung pada Juni ini. Asosiasi Gula Indonesia (AGI) merinci stock gula pada 30 April lalu ada sekitar 274.973 ton gula yang berasal dari milik pabrik gula (PG) sebesar 58.793 ton. Lalu petani sebesar 29.962 ton dan stock di pedagang 274.973 ton. Sedangkan stock gula pada 19 Mei mencapai 260.570 ton yang terdiri dari milik PG 80.974 ton, petani sebesar 27.043 ton dan pedagang sebanyak 152.553 ton. Jika setiap bulannya, kebutuhan gula sebanyak 220.000 ton, sedangkan pada bulan Ramadan dan Idul Fitri kebutuhannya naik menjadi 250.000 ton per bulan, maka dengan stock gula dua bulan terakhir tersebut diperkirakan masih akan aman. "Masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan gula. Sebab, PG di Pulau Jawa juga mulai masuk musim giling," kata Adig Suwandi, Senior Advisor AGI, Minggu (14/6). Oleh karena itu, AGI menilai pemerintah tidak perlu melakukan operasi pasar dengan mengeluarkan gula rafinasi. Justru kata dia, pemerintah harus dapat mencegah masuknya gula rafinasi berbahan baku raw sugar impor dan gula selundupan ke pasar eceran. Agar tidak terjadi rembesan gula rafinasi, AGI mengusulkan agar penjualan langsung gula rafinasi ke industri pengguna tanpa melalui distributor. "Pemerintah tidak boleh membiarkan gula rafinasi masuk eceran, itu merugikan petani," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pasokan gula aman, operasi pasar tidak diperlukan
JAKARTA. Hingga Idul Fitri nanti, stok gula dalam negeri diperkirakan masih aman. Kebutuhan gula selama dua bulan mendatang akan dipasok dari stock gula yang dikumpulkan sejak April hingga Mei, dimana jumlahnya diperkirakan mencapai 535.543 ton. Jumlah tersebut belum termasuk tambahan dari musim giling yang berlangsung pada Juni ini. Asosiasi Gula Indonesia (AGI) merinci stock gula pada 30 April lalu ada sekitar 274.973 ton gula yang berasal dari milik pabrik gula (PG) sebesar 58.793 ton. Lalu petani sebesar 29.962 ton dan stock di pedagang 274.973 ton. Sedangkan stock gula pada 19 Mei mencapai 260.570 ton yang terdiri dari milik PG 80.974 ton, petani sebesar 27.043 ton dan pedagang sebanyak 152.553 ton. Jika setiap bulannya, kebutuhan gula sebanyak 220.000 ton, sedangkan pada bulan Ramadan dan Idul Fitri kebutuhannya naik menjadi 250.000 ton per bulan, maka dengan stock gula dua bulan terakhir tersebut diperkirakan masih akan aman. "Masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan gula. Sebab, PG di Pulau Jawa juga mulai masuk musim giling," kata Adig Suwandi, Senior Advisor AGI, Minggu (14/6). Oleh karena itu, AGI menilai pemerintah tidak perlu melakukan operasi pasar dengan mengeluarkan gula rafinasi. Justru kata dia, pemerintah harus dapat mencegah masuknya gula rafinasi berbahan baku raw sugar impor dan gula selundupan ke pasar eceran. Agar tidak terjadi rembesan gula rafinasi, AGI mengusulkan agar penjualan langsung gula rafinasi ke industri pengguna tanpa melalui distributor. "Pemerintah tidak boleh membiarkan gula rafinasi masuk eceran, itu merugikan petani," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News