KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan gula konsumsi semakin menipis di pasaran. Terbukti banyak ritel modern yang sudah kehabisan stok gula sejak beberapa hari yang lalu. Kontan.co.id sempat menyambangi beberapa ritel seperti Alfamart dan Indomaret di kawasan Joglo hingga Meruya Selatan dan stok gula pasir kosong. Bahkan sampai beberapa hipermarket sudah menuliskan pembatasan pembelian gula pasir maksimal dua kilogram juga ludes di pasaran. Ada satu Alfamart di kawasan Kebayoran Lama sempat memiliki sisa stok dua bungkus gula pasir di rak belanjanya. "Maksimal pembelian cuma dua ya," kata penjaga toko tersebut.
Baca Juga: Ada ancaman krisis akibat corona, stok pangan harus dipastikan cukup sampai Oktober Menurut Asosiasi Gula Indonesia (AGI), stok gula konsumsi untuk tahun ini baru kisaran 1,08 juta ton dengan proyeksi tambahan produksi lokal 2,05 juta ton. Angka produksi diprediksi berpeluang turun 10% dikarenakan musim kemarau berkepanjangan tahun lalu mempengaruhi panen tebu nasional. Padahal kebutuhan gula konsumsi tahun ini diperkirakan mencapai 3,16 juta ton. Menghadapi situasi ini, pemerintah lewat Kementerian Perdagangan (Kemendag) bakal membuka keran impor gula mentah kembali sebanyak 550.000 ton. Hal itu dilakukan untuk menambah pasokan di tengah kenaikan harga yang juga terjadi secara signifikan. Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto, izin tersebut baru dikeluarkan. "Posisinya masih seperti itu (izin impor baru)," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (26/3). Dia mengakui bahwa saat ini, stok gula nasional mengalami penurunan oleh karena itu pemerintah merasa perlu melakukan impor untuk menjaga keamanan pasokan. Di luar kuota impor baru tersebut, dirinya menjelaskan pada akhir Maret ini juga akan masuk gula impor 216.000 ton. Masuknya gula impor diharapkan mampu menjaga ketahanan pangan. Berdasarkan perhitungan Kemendag, pasokan gula yang ada ditambah impor mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga bulan Juni. Adapun kondisi pabrikan gula saat ini masih menunggu lebaran untuk mulai mengoperasikan penggilingan tebu. Sebab saat ini tebu yang ditanam belum memasuki masa panen. Dwi Purnomo Putranto, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) berharap importasi gula mentah ini dapat diberikan kepada pabrik gula anggota asosiasi agar dapat dapat diolah dengan gilingan tebu lokal. "Supaya nilai tambahnya dinikmati industri nasional," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (26/3). Salah satu pabrik gula yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PN) II juga dikabarkan akan kembali beroperasi setelah sempat vakum sejak 2014 lalu.
Sebelumnya, manajemen sempat menjelaskan bahwa terhentinya operasional pabrik terjadi lantaran pemenuhan bahan baku tebu tak memenuhi target yang dipasang perusahaan. Kendati demikian, hambatan tersebut mulai terurai sejak 8.500 hektare (ha) lahan tebu kelolaan pabrik mulai bisa dipanen. Pabrik gula PTPN tersebut berada di Sei Semayang, Sumatra Utara yang memiliki kapasitas giling tebu sebesar 4.000 ton per hari dengan produksi gula dari jumlah tersebut diperkirakan per harinya mencapai 245 ton.
Baca Juga: Kemendag pastikan ketersediaan komoditas pangan cukup Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat