JAKARTA. Untuk mencegah kenaikan harga, pasokan kedelai akan ditambah hingga 400.000 ton dalam dua bulan ke depan. Para importir kedelai yang tergabung dalam Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) memastikan pasokan kedelai nasional menjelang lebaran tetap aman. Dengan begitu, Akindo yakin tidak akan terjadi kenaikan harga kedelai yang signifikan dalam bebeberapa bulang ke depan. Direktur Eksekutif Akindo Yus'an mengatakan saat ini, ketersediaan stok kedelai eks impor di dalam negeri lebih dari 200.000 ton. Sementara itu, anggota Akindo yang berjumlah 16 importir juga akan menambah pasokan kedelai impor hingga sebanyak 400.000 ton dalam dua bulan ke depan. Rinciannya pada bulan April akan diimpor sebanyak 200.000 ton dan bulan Mei akan diimpor lagi sebanyak 180.000 ton hingga 200.000 ton. "Dengan tambahan pasokan ini, ketersediaan kedelai di dalam negeri cukup untuk menjamin kebutuhan para pengrajin tempe tahu yang memerlukan pasokan sekitar 150.000 ton hingga 200.000 ton per bulan," ujar Yus'an saat berbincang dengan KONTAN, Minggu (15/3).
Pasokan kedelai akan ditambah 400.000 ton
JAKARTA. Untuk mencegah kenaikan harga, pasokan kedelai akan ditambah hingga 400.000 ton dalam dua bulan ke depan. Para importir kedelai yang tergabung dalam Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) memastikan pasokan kedelai nasional menjelang lebaran tetap aman. Dengan begitu, Akindo yakin tidak akan terjadi kenaikan harga kedelai yang signifikan dalam bebeberapa bulang ke depan. Direktur Eksekutif Akindo Yus'an mengatakan saat ini, ketersediaan stok kedelai eks impor di dalam negeri lebih dari 200.000 ton. Sementara itu, anggota Akindo yang berjumlah 16 importir juga akan menambah pasokan kedelai impor hingga sebanyak 400.000 ton dalam dua bulan ke depan. Rinciannya pada bulan April akan diimpor sebanyak 200.000 ton dan bulan Mei akan diimpor lagi sebanyak 180.000 ton hingga 200.000 ton. "Dengan tambahan pasokan ini, ketersediaan kedelai di dalam negeri cukup untuk menjamin kebutuhan para pengrajin tempe tahu yang memerlukan pasokan sekitar 150.000 ton hingga 200.000 ton per bulan," ujar Yus'an saat berbincang dengan KONTAN, Minggu (15/3).