Pasokan listrik Jawa surplus hampir 40%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) tetap akan melanjutkan proyek 35.000 megawatt (MW). Padahal, pasokan listrik khususnya di Pulau Jawa sudah mengalami kelebihan atau surplus listrik.

PLN mencatat pada Selasa (21/11) pekan lalu, daya mampu pasokan jaringan Jawa Bali sudah mencapai 30.000 MW. Terdapat cadangan listrik mencapai 7.000-8.000 MW atau sebesar 31%.

Direktur Utama PLN, Sofyan Basir bilang saat ini surplus pasokan listrik di Pulau Jawa memang sudah mendekati angka 40%. "Sudah (surplus), hampir mendekati 40%. Di Jawa timur hampir 40%," kata Sofyan pada Selasa (28/11) di Gedung DPR/MPR RI Jakarta.


Biarpun begitu, proyek 35.000 MW tetap akan berjalan. Apalagi, PLN telah melakukan penandatanganan perjanjian jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) dengan Independent Power Producer (IPP) dengan total kapasitas 30.000 MW.

Sisanya 5.000 MW merupakan proyek pembangkit listrik yang mayoritas dikerjakan sendiri oleh PLN.

"Kami sudah teken 30.000 MW lebih, sudah tanda tangan PPA. Jadi hari ini kami tinggal memonitor penyelesaian di lapangannya seperti apa progress-nya," ungkap Sofyan.

Begitu juga dengan kelanjutan proyek Fast Track Program I (FTP-I) dengan kapasitas 10.000 MW yang pembangunannya terus dikebut. Saat ini kemajuan proyek FTP sudah mencapai sekitar 50%-60%.

"FTP I yang lama yang tertunda 10.000 MW, sekarang sudah di atas 50%, ada yang di atas 60%," imbuh Sofyan.

Di sisi lain, Sofyan bilang pertumbuhan konsumsi listrik sudah mulai membaik sehingga diperlukan tambahan pasokan listrik. Sofyan menyebut pada Oktober 2017 lalu PLN mencatat adanya pertumbuhan listrik hingga 7%.

"Permintaan luar biasa. Belakangan ini bulan Oktober kemarin cukup signifikan. Pertumbuhan hampir 7%," imbuh Sofyan.

Pertumbuhan konsumsi listrik bulan Oktober memang cukup signifikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan listrik pada Juni-Juli 2017 lalu. Kala itu PLN mencatat pertumbuhan listrik hanya naik sekitar 3%.

Sofyan beralasan minimnya kenaikan pertumbuhan listrik pada pertengahan tahun tersebut karena adanya libur hari raya yang cukup panjang. Makanya Sofyan berharap pertumbuhan yang baik di bulan Oktober bisa terus meningkat hingga akhir tahun 2017.

"Kan kami itu jatuh pada bulan Juni-Juli yang hari raya yang total libur hampir 2 minggu itu. Itu drop sekali permintaan karena semua libur. Industri diliburkan, kantor diliburkan. Baru kali ini nih kita libur di atas 10 hari,” katanya. Dia berharap, pertumbuhan listrik November kembali meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia