Pasokan Malaysia naik, harga karet melandai



JAKARTA. Setelah sempat melambung dan mencapai rekor tertinggi pada Februari 2011, kini harga karet alam di pasar internasional mulai melandai. Berdasarkan data Bloomberg, harga karet alam di Tokyo Commodity untuk pengiriman Juni 2011 pada akhir pekan lalu ada di level US$ 5,24 per kilogram (kg). Padahal, harga karet alam di pusat perdagangan tersebut mencapai US$ 6,4 per kg pada Februari 2011.

Penurunan harga bahan baku ban tersebut ditengarai adanya peningkatan pasokan karet alam dari Malaysia. Dewan Karet Malaysia seperti dikutip Bloomberg pekan lalu memperkirakan produksi karet alam di Malaysia pada tahun ini naik sekitar 6,5%. Kenaikan harga karet alam menyebabkan para petani terdorong untuk menyadap karet lebih banyak.

Salmiah Ahmad, Ketua Umum Dewan Karet Malaysia memperkirakan, produksi karet alam Malaysia akan naik menjadi sekitar 1 juta ton. Jumlah ini lebih besar ketimbang produksi karet alam Malaysia tahun 2010 lalu yang sebesar 939.000 ton. "Jika harga terus meningkat, para petani akan melanjutkan penyadapan," ujarnya. Asal tahu saja, produksi karet alam Malaysia menyokong 10% dari pasokan karet dunia.


Kondisi karet di Malaysia ini rupanya berbeda dengan Thailand. Seperti pernah ditulis KONTAN, produksi karet alam dari Thailand tahun ini diperkirakan akan melorot sekitar 30.000 ton akibat curah hujan yang tinggi yang melanda negara tersebut tahun lalu. Akibatnya, tahun lalu, harga karet terus naik. Bahkan kondisi tersebut berlangsung hingga memasuki tahun 2011 ini.

Akibat penurunan produksi ini biaya produksi beberapa produsen ban kelas dunia seperti Bridgestone Corp, Michelin & Cie, dan Goodyear Tire & Rubber Co mengalami pembengkakan. Maka, Maret lalu, para produsen ban ini menaikkan harga jual ban produk mereka sekitar 7%.Meski begitu, ada perkiraan bahwa penurunan harga tersebut hanya sementara saja. Pasalnya, permintaan dunia akan karet alam membuat harga produk perkebunan tersebut akan terus merangkak naik.

Azis Pane, Ketua Dewan Karet Nasional mengatakan, kenaikan produksi karet alam Malaysia tak akan mampu menahan laju kenaikan harga karet. Menurutnya, koreksi harga karet saat ini hanya bersifat sementara. "Tren permintaan karet dunia terus meningkat," katanya akhir pekan lalu. Apalagi, kata Azis saat ini harga minyak dunia juga terus melambung.

Azis bilang, jika harga minyak mentah naik diatas US$ 100 per barel, maka para produsen ban akan beralih dari karet sintetis ke karet alam. Alhasil, karet alam semakin laris diburu industri otomotif.

Beberapa waktu lalu, Asril Sutan Amir, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) juga bilang, tren kenaikan harga karet alam masih akan berlanjut. Sebab, pertumbuhan konsumsi lebih besar ketimbang pertumbuhan produksi.

Berdasarkan data International Rubber Study Group (IRSG), tahun 2011 ini permintaan karet alam dunia diperkirakan mencapai 11,165 juta ton, naik dari tahun lalu yang sebesar 10,671 juta ton. Sementara produksi karet dunia tahun ini diperkirakan sekitar 10,93 juta ton saja. Toh perkiraan produksi tersebut sudah jauh lebih tinggi dari produksi tahun 2010 lalu yang hanya 10,291 juta ton.

Berdasarkan data-data tersebut, Asril menyatakan, rata-rata harga karet tahun ini akan lebih tinggi ketimbang tahun lalu, yaitu menjadi rata-rata sekitar US$ 4,5 per kg. Harga rata-rata karet alam tahun lalu US$ 3,1 per kg. "Harga rata-rata tertinggi ada di kuartal I, dan harganya akan rendah pada kuartal III. Karena pada kuartal III akan banyak panen," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri