Pasokan melimpah, harga minyak dalam tren melemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecemasan terganggunya pasokan minyak mentah dunia terganti oleh banjirnya pasokan minyak. Harga minyak mentah dunia dalam tren melemah.

Mengutip Bloomberg, Senin (12/11) harga West Texas Intermediate (WTI) di pasar Nymex untuk pengiriman Desember 2018, tercatat naik 1,01% ke US$ 60,80 per barel. Namun selama sepekan, harga minyak WTI menurun 3,64%.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengatakan penyebab harga minyak masuk tren bearish atau melemah adalah kelebihan pasokan.


Bulan lalu, harga minyak sempat sentuh level tertinggi sejak empat tahun silam di US$ 76 per barel. Kenaikan harga minyak saat itu terjadi karena pelaku pasar memproyeksikan sanksi AS pada Iran yang berlaku pada 4 November 2018 berpotensi menurunkan pasokan minyak dunia.

Namun, setelah sanksi AS ke Iran diterapkan, nyatanya AS melunak dengan memberikan izin kepada delapan negara untuk tetap dapat melakukan impor minyak dari Iran.

"Jadi kecemasan akan terganggunya pasokan minyak tidak terjadi karena beberapa negara masih diizinkan mengimpor minyak itu yang menyebabkan pelaku pasar melihat ada potensi oversupply," kata Putu, Senin (12/11). Apalagi, ditambah kini produksi minyak AS semakin meningkat dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi ( OPEC) berencana untuk menaikkan produksi, meski tidak dalam jumlah besar.

Selain karena faktor fundamental, harga minyak berturut-turut melemah karena pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan akan melambat hal ini membuat permintaan minyak akan berkurang.

Untuk jangka panjang, Putu memproyeksikan harga minyak masih akan dalam tren melemah. Meski. hari ini harga minyak rebound karena Arab Saudi memberi sinyal akan memangkas suplai minyak di Desember sebesar 500.000 barel per hari.

Secara teknikal, Putu menganalisis harga MA berada di bawah MA 50, 100, 200. MACD bergerak turun ke 2,6. Stochastic bergerak naik ke level 22 dan RSI bergerak naik ke level 34. Mayoritas indikator menunjukkan tren bearish dan terdapat indikasi rebound karena harga masuk area jenuh jual.

Pada perdagangan, Selasa (13/11) Putu memproyeksikan harga minyak bergerak di rentang US$ 59.20 per barel hingga US$ 63 per barel. Sementara untuk sepekan, Putu memproyeksikan harga minyak berada di rentang Us$ 57,60 per barel hingga US$ 64,50 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia