Pasokan menurun, koreksi harga kedelai hanya sementara



JAKARTA. Koreksi harga komoditi pangan sepertinya mulai menular pada harga kedelai internasional. Berdasarkan data Bloomberg, harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) untuk pengiriman Mei 2011 Senin (21/3) ada di level US$ 1,42 per bushel. Padahal, harga kedelai sempat menyentuh harga US$ 1,46 per bushel (9/2) lalu.Penurunan harga kedelai ini ditengarai karena adanya perkiraan akan terjadi perlambatan permintaan sebagai imbas dari gempa yang melanda Jepang beberapa waktu lalu. Meski tidak secara langsung, gempa di Jepang diperkirakan akan berimbas pada perlambatan ekonomi beberapa negara sehingga permintaan komoditi juga akan menurun.Meski begitu, penurunan harga kedelai ini sepertinya tidak akan berlangsung lama. Pasalnya, negara produsen kedelai utama seperti Brazil dan Argentina diperkirakan akan mengalami gangguan produksi akibat cuaca buruk yang melanda kedua wilayah ini.

Karenanya, Ketua Dewan Kedelai Nasional Benny Kusbini mengungkapkan, harga kedelai internasional ke depan masih akan naik. "Selain pasokan dari Brazil turun, kedelai juga akan banyak dikonversi ke bioetanol karena kenaikan harga minyak dunia," katanya kepada KONTAN Senin (21/3).Jim Gerlach, Presiden A/c trading Inc seperti dikutip Bloomberg mengungkapkan, akan terjadi kekhawatiran bahwa produksi kedelai Brazil akan menyusut pada tahun ini. Sementara itu, "Permintaan kedelai dari Amerika Serikat akan meningkat," jelasnya.Berdasarkan ramalan cuaca, sebagian besar wilayah Brazil akan mengalami hujan dengan intensitas tiga kali lebih besar ketimbang kondisi normalnya. Akibatnya, tanaman kedelai tidak bisa tumbuh dengan baik. Sebab, "Kedelai hanya cocok ditanam di saat musim kemarau," ujar Benny.Benny menambahkan, prediksi penurunan produksi kedelai ini juga akan terjadi di dalam negeri. Beberapa waktu lalu Wakil Menteri Pertanian Bayu Krishnamurti petani lebih memilih untuk menanam padi saat curah hujan tinggi. Selain itu, alasan harga masih sangat murah membuat petani tidak tertarik untuk menanam kedelai. Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik pada awal Maret lalu mengeluarkan angka ramalan I (Aram I) untuk produksi kedelai tahun ini sebesar 934.000 ton. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang angka sementara (Asem) produksi kedelai tahun lalu yang sebesar 908.110 ton.Tapi Mukhlisin, Petani Kedelai asal Jember yang juga Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga Dewan Kedelai Nasional pesimis produksi kedelai nasional seperti yang diperkirakan BPS dalam Aram I 2011 bisa tercapai. Alasannya, "Kondisi cuaca saat ini sedang kemarau basah. Padahal, kedelai jika terlalu banyak air justru akan mati," ujarnya.Melihat kondisi ini, Benny bilang penurunan harga kedelai hanya bersifat sementara. Sebab, secara fundamental permintaan kedelai masih cukup tinggi sementara pasokan terbatas. Hanya saja, kenaikan harga kedelai ini tidak akan mengerek harga kedelai di dalam negeri. Saat ini harga kedelai di dalam negeri hanya sebesar Rp 4.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini