JAKARTA. Niat berutang emiten masih besar di akhir tahun 2013. Paling anyar, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), berani menawarkan kupon premium untuk obligasi dan sukuk berkelanjutan. Perusahaan properti ini menawarkan kupon di kisaran 10% hingga 11% untuk obligasi dan sukuk bertenor lima tahun. "Karena penerbitan obligasi konvensional sudah biasa dilakukan, maka kami juga menerbitkan sukuk sebagai sumber pendanaan alternatif," kata Presiden Direktur PT Andalan Artha Advisindo (AAA) Sekuritas, Andri Rukminto, Rabu (6/11). AAA Sekuritas merupakan salah satu penjamin pelaksana emisi obligasi dan sukuk SMRA. Penjamin pelaksana emisi lainnya adalah PT Indo Premier Securities, PT Makinta Sekurities dan PT Mandiri Sekuritas.
SMRA akan menerbitkan total surat utang senilai Rp 2 triliun dalam dua tahun, terdiri dari obligasi Rp 1,4 triliun dan sukuk ijarah Rp 600 miliar. Tahap pertama, Summarecon menerbitkan obligasi senilai Rp 450 miliar dan sukuk ijarah Rp 150 miliar. "Kami masih ada sisa penerbitan Rp 1,4 triliun yang masih bisa dilakukan tahun depan," ujar Direktur Utama Summarecon Johanes Mardjuki. Summarecon menggenggam peringkat A+ dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Summarecon akan menggunakan 70% dana obligasi ini untuk pengembangan usaha bidang properti. Sisanya sebesar 30% akan dipakai untuk modal kerja perusahaan dan entitas anak. Masa penawaran awal berlangsung pada 6 November hingga 20 November 2013. Masa penawaran umum ditargetkan 4 - 6 Desember 2013. PT Bank CIMB Niaga Tbk juga menawarkan obligasi berkelanjutan I tahap II senilai Rp 1,45 triliun. Rudy Hutagalung, Sekretaris Perusahaan CIMB Niaga mengatakan, obligasi ini diterbitkan dalam tiga seri. Obligasi seri A senilai Rp 285 miliar bertenor dua tahun dengan kupon 8,75%. Seri B senilai Rp 315 miliar bertenor tiga tahun ditawarkan dengan kupon 9,15%. Obligasi seri C senilai Rp 850 miliar bertenor lima tahun dengan kupon 9,75%. Penerbitan instrumen ini mulanya akan dilakukan Juni 2013. CIMB Niaga menunda penerbitan lantaran kondisi ekonomi yang kurang stabil.Menurut Rudy, perekonomian Indonesia kuartal IV 2013 berangsur membaik ditandai dengan relatif stabilnya kurs rupiah dan inflasi. "Kondisi ekonomi ini ikut berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, termasuk investor yang mulai berangsur normal sehingga menjadi momentum yang baik untuk CIMB Niaga menawarkan obligasi," papar Rudy.
Masa penawaran obligasi ini dilakukan pada 15 November 2013, dengan masa penjatahan pada 18 November 2013. Penjamin pelaksana emisi obligasi adalah PT CIMB Securities Indonesia. Pefindo dan Fitch Rating menyematkan peringkat AAA untuk obligasi ini. CIMB Niaga akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk penyaluran kredit. Andri mengatakan, akhir tahun ini merupakan waktu yang tepat untuk penerbitan obligasi. Pihaknya masih akan menangani emisi obligasi senilai Rp 500 miliar oleh perusahaan properti. "Izin penerbitan sedang diproses di OJK dan diperkirakan November ini bisa mendapat pernyataan efektif sehingga bisa dicatatkan di BEI Desember," papar Andri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati