Pasokan onderdil seret, Toyota Motor kurangi produksi mobil hingga 50%



JAKARTA. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI) akhirnya harus mengurangi produksi kendaraan sebanyak 40%-50% per bulan. Langkah ini dilakukan akibat seretnya ketersediaan pasokan onderdil dari Jepang. Chief External Affair PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI), Irwan Priyantoko mengatakan, pasokan onderdil untuk produksi masih akan seret hingga bulan Juni 2011 mendatang. Sehingga, memangkas produksi menjadi satu-satunya jalan yang harus ditempuh.TMMI saat ini memproduksi mobil jenis Innova dan Fortuner. Pabrik Toyota sendiri berlokasi di Karawang Jawa Barang dengan kapasitas 131.900 unit. Merek mobil yang diproduksi adalah 75.600 unit Innova, 45.300 unit Fortuner, dan 11.000 unit Avanza.Pengurangan akan terjadi pada hampir semua unit yang diproduksi. Menurut Irmawan produksi TMMI per bulan rata-rata 10.000-11.000 unit per bulan. Dengan asumsi pengurangan produksi hingga 50%, maka Toyota diperkirakan hanya akan produk 5000-6000 unit kendaraan per bulan. Sekadar informasi, minggu lalu Toyota sempat mengumumkan kekurangan pasokan suku cadang jenis microchip. Jenis suku cadang ini diproduksi oleh Renesas Electronics yang ikut berhenti beroperasi akibat gempa di Jepang bulan lalu. Menurut berita di Bloomberg (22/4), Renesas akan segera mulai beroperasi kembali. Atas dasar itulah, Toyota Motor Corp., menyatakan produksi Toyota secara global baru akan pulih seperti sedia kala pada akhir tahun 2011. Dengan Renesas kembali beroperasi, Toyota baru mulai mencoba mengamankan pasokan onderdil untuk di dalam negeri pada Juli 2011. Sementara itu, pada Agustus 2011 Toyota baru akan melakukan ekspor onderdil. Dengan begitu, proyeksi produksi bakal kembali normal setidaknya bisa terjadi pada akhir 2011. Sementara itu, President Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Jhony Darmawan juga mengakui akan ada penurunan penjualan pada bulan April dan Mei 2011. Namun Jhony belum mau blak-blakan mengenai besarnya penurunan penjualan mobil di dua bulan mendatang.Pada kesempatan yang sama Toshihiro Yokoi, Vice President Director Asia Pasific Regional office PT Toyota Manufacturing Indonesia Toyota mengaku sudah menurunkan jam kerja karyawannya. Pengurangan jam kerja adalah waktu lembur (over time). Biasanya Toyota menggunakan 2 sift kerja selama delapan jam ditambah masa lembur. Pasca gempa Jepang bulan lalu, jam lembur akhirnya ditiadakan. "Kami sulit memprediksi, keadaan disana masih memperihatinkan," tutur Yokoi.Sebelumnya, Daihatsu juga mengurangi produksi sebanyak 2000 unit bulan ini. Menurut Amelia Tjandra, Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor, penurunan bisa terjadi selama belum ada pemulihan dari Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini