Pasokan Rafinasi ke Industri Kian Seret



JAKARTA. Industri makanan dan minuman mulai merasakan imbas kebijakan pemerintah memperketat pengawasan peredaran gula rafinasi. Mereka mulai kesulitan mendapatkan pasokan gula rafinasi yang mendadak langka di pasar. Alhasil, industri makanan dan minuman kesulitan memenuhi kebutuhan bahan baku industri itu. "Sekitar 4.000 industri makanan dan minuman skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kekurangan pasokan gula rafinasi," tegas M Yamin Rachman, Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), Jumat (10/10).Kelompok industri makanan yang paling terpukul atas langkanya pasokan gula rafinasi adalah industri roti dan agar-agar. Hal serupa juga dirasakan industri minuman.  "Mereka sangat membutuhkan pasokan gula rafinasi dalam kegiatan produksinya," ujar Yamin.Gula rafinasi menjadi langka lantaran distributor takut memasarkan gula tersebut. Ini terjadi lantaran aparat memperketat pengawasan di lapangan. Sebab, aparat kerap mengenakan denda pada para distributor gula rafinasi itu.Tersendatnya penjualan di tingkat distributor ini membuat pasokan gula rafinasi ke industri kian susah. Asal tahu saja, gula rafinasi yang dipasarkan lewat distributor ke UKMK cukup besar, yakni  mencapai 480.000 ton per tahun. Angka itu sekitar 40% dari total produksi gula rafinasi nasional yang mencapai 1,2 juta ton per tahun. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani membenarkan kelangkaan gula rafinasi ini di beberapa industri makanan minuman kecil. "Bahkan, ada pengusaha UMKM di Subang  (Jawa Barat) harus mencari gula rafinasi hingga ke Bandung demi mempertahankan produksinya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: