Jakarta. Pasokan sapi dari peternak lokal asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Pulau Jawa khususnya DKI Jakarta, menurun drastis. Berbeda dengan tahun sebelumnya, peternak NTT mampu memasok sapi antara 1.000 hingga 15.000 ekor sapi per minggu ke pulau Jawa. Namun dalam dua pekan terakhir ini, pasokan sapi yang akan di kirim oleh peternak lokal hanya mencapai 800 ekor per minggu sesuai pesanan. Kebijakan pemerintah pusat membatasi impor sapi dari luar negeri untuk meningkatkan produktivitas sapi lokal, ternyata tidak menguntungkan peternak dan mengakibatkan lonjakan harga daging sapi di dalam negeri. Salah seorang peternak sapi di Kota Kupang, NTT, Eyen Umar Syaharia mengatakan, di wilayah NTT, pasokan sapi yang diproduksi oleh para peternak untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di Pulau Jawa, masih sangat minim, walaupun sudah adanya MOU antara pemerintah DKI Jakarta dan Provinsi NTT tentang pasokan daging sapi.
Pasokan sapi dari NTT turun drastis
Jakarta. Pasokan sapi dari peternak lokal asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Pulau Jawa khususnya DKI Jakarta, menurun drastis. Berbeda dengan tahun sebelumnya, peternak NTT mampu memasok sapi antara 1.000 hingga 15.000 ekor sapi per minggu ke pulau Jawa. Namun dalam dua pekan terakhir ini, pasokan sapi yang akan di kirim oleh peternak lokal hanya mencapai 800 ekor per minggu sesuai pesanan. Kebijakan pemerintah pusat membatasi impor sapi dari luar negeri untuk meningkatkan produktivitas sapi lokal, ternyata tidak menguntungkan peternak dan mengakibatkan lonjakan harga daging sapi di dalam negeri. Salah seorang peternak sapi di Kota Kupang, NTT, Eyen Umar Syaharia mengatakan, di wilayah NTT, pasokan sapi yang diproduksi oleh para peternak untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di Pulau Jawa, masih sangat minim, walaupun sudah adanya MOU antara pemerintah DKI Jakarta dan Provinsi NTT tentang pasokan daging sapi.