KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan tembaga dalam beberapa tahun mendatang berpotensi lebih sedikit ketimbang permintaan. Hal ini memperhitungkan kemungkinan proyek brownfield dan perpanjangan umur tambang yang ada, belum termasuk komitmen proyek baru ke depan. Perusahaan riset dan konsultasi global Wood Mackenzie memprediksi, dalam skenario transisi energi yang dipercepat, permintaan tembaga utama bakal tumbuh sekitar 2% setiap tahunnya selama 2023-2025. Proyeksi ini dengan asumsi produksi olahan dari sumber daya sekunder naik sekitar 3,6% per tahun selama 2022-2025. Kurangnya investasi terhadap tembaga dalam satu dekade terakhir juga berpotensi mengganggu pasokan komoditas logam ini. Padahal, tembaga menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang banyak digunakan dalam pengembangan kendaraan listrik dan infrastruktur pembangkit listrik.
Pasokan Tembaga Berpotensi Lebih Rendah Daripada Permintaan, Simak Prospek Harganya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan tembaga dalam beberapa tahun mendatang berpotensi lebih sedikit ketimbang permintaan. Hal ini memperhitungkan kemungkinan proyek brownfield dan perpanjangan umur tambang yang ada, belum termasuk komitmen proyek baru ke depan. Perusahaan riset dan konsultasi global Wood Mackenzie memprediksi, dalam skenario transisi energi yang dipercepat, permintaan tembaga utama bakal tumbuh sekitar 2% setiap tahunnya selama 2023-2025. Proyeksi ini dengan asumsi produksi olahan dari sumber daya sekunder naik sekitar 3,6% per tahun selama 2022-2025. Kurangnya investasi terhadap tembaga dalam satu dekade terakhir juga berpotensi mengganggu pasokan komoditas logam ini. Padahal, tembaga menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang banyak digunakan dalam pengembangan kendaraan listrik dan infrastruktur pembangkit listrik.