JAKARTA. Pergerakan harga platinum selama sepekan terakhir terus menanjak. Melemahnya nilai tukar dollar AS serta ancaman berkurangnya pasokan menjadi penopang kenaikan harga platinum. Mengutip Bloomberg, Senin (12/10) pukul 13.30 WIB, harga platinum kontrak pengiriman Januari 2016 di bursa Commodity Exchange naik 0,7% ke level US$ 988,9 per ons troi. Selama sepekan terakhir, platinum menanjak 8,3%. Kenaikan harga platinum dalam sepekan terakhir menyusul testimoni The Fed yang belum akan menaikkan suku bunga tahun ini. Hal ini memberi sentimen negatif pada pergerakan dollar AS. Pada akhirnya dollar AS melemah dan mengangkat harga komoditas termasuk platinum.
Harga platinum mencatat kenaikan paling tinggi secara mingguan jika dibandingkan dengan komoditas logam lainnya. Soalnya, ancaman turunnya produksi turut melambungkan harga platinum. Negara penghasil platinum terbesar di dunia, Zimbabwe meminta perusahaan tambang seperti Impala Platinum Holdings Ltd., Anglo American Platinum Ltd., dan perusahaan lain untuk mengurangi konsumsi listrik sebesar 25%. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi pemakaian air sebagai tenaga listrik di tengah kekurangan air di Zimbabwe. "Zimbabwe berada di bawah Afrika Selatan dan Rusia sebagai podusen terbesar," ujar James Steel, analis pada HSBC Securities (USA) Inc. di New York, seperti dikutip Bloomberg. Pengamat Komoditas, Ibrahim mengatakan, tanda-tanda perlambatan ekonomi di AS hingga akhir tahun ini turut membawa sentimen negatif pada pergerakan dollar AS sehingga berdampak positif pada harga platinum.