Pasokan tipis, harga cengkeh terkerek naik



JAKARTA. Harga cengkeh kembali menanjak menjadi Rp 52.000 per kilogram (kg), setelah sempat melorot pasca panen raya. Dalam kondisi normal, harga bahan baku rokok kretek ini ada di kisaran Rp 50.000 per kg. Saat panen raya di bulan Agustus - September lalu, harga cengkeh sempat melorot tipis menjadi sebesar Rp 48.000 per kg.

Ketua Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia Soetardjo bilangm kenaikan harga cengkeh ini terjadi akibat pasokan cengkeh nasional sudah mulai menipis. Curah hujan tinggi membuat produksi cengkeh nasional ikut terganggu. "Cuaca ekstrim membuat bunga cengkeh berguguran sebelum berbuah," ujar Soetardjo kepada KONTAN Senin (29/11).Penurunan produksi ini merata di seluruh wilayah sentra tanaman cengkeh di Indonesia seperti di Maluku dan Sulawesi. Akibatnya, Soetardjo meramalkan produksi cengkeh nasional tahun ini akan meleset dari target yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.Catatan saja, awalnya tahun ini Kementerian Pertanian mematok target produksi cengkeh sebesar 83.929 ton atau naik 1,9% ketimbang produksi tahun 2009 yang sebesar 82.290 ton. "Setelah melakukan survei ke daerah-daerah sentra produksi, sepertinya produksi cengkeh tahun ini hanya mencapai sekitar 65.000 ton - 70.000 ton," jelas Soetardjo. Artinya, tahun ini produksi cengkeh diperkirakan lebih rendah 22,5% ketimbang target awal.Sebelumnya Direktur Budidaya Tanaman Rempah dan Penyegar Kementerian Pertanian Rizki Moeis pernah bilang kebutuhan cengkeh nasional rata-rata sekitar 100.000 ton per tahun. Biasanya, pasokan dari dalam negeri mencapai 90.000 ton. Pasokan ini berasal dari hasil panen dan cadangan yang dimiliki dari tahun-tahun sebelumnya. Minimnya pasokan cengkeh ini akan berakibat pada kenaikan harga cengkeh nasional. Soetardjo bilang, harga cengkeh bisa melambung. "Karena produksi turun, harga cengkeh bisa melambung diatas Rp 60.000 per kg hingga akhir tahun nanti," ungkapnya.Tak hanya itu, akibat penurunan produksi ini, dikhawatirkan akan terjadi kekurangan pasokan cengkeh. Sebab, jika kebutuhan cengkeh nasional 100.000 ton dan hanya ada pasokan sekitar 70.000 ton, Indonesia masih kekurangan sekitar 30.000 ton cengkeh tahun ini.Untuk itu Soetardjo menyarankan kepada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan untuk membuka keran impor cengkeh. "Kita sudah berbicara dengan Direktorat Jenderal Daglu untuk mengizinkan impor cengkeh," katanya.Soetardjo bilang, untuk memenuhi kebutuhan cengkeh di dalam negeri, setidaknya dibutuhkan impor cengkeh sekitar 20.000 ton - 25.000 ton.

Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan saat ini Kemendag belum bisa menyetujui permohonan impor cengkeh ini. "Sebab, Kemendag harus melakukan pengecekan mengenai penurunan produksi cengkeh ini kepada pihak-pihak yang terkait seperti Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian," kata Deddy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini