KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan korban banjir dapat ditangani dengan baik. Menteri Sosial Juliari P. Batubara mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, BPBD dan Basarnas untuk melakukan evakuasi korban banjir dan menampung mereka di tempat pengungsian. "Kita pastikan semua korban dapat tertangani dan dievakuasi," ujar Juliari dalam siaran pers, Jumat (3/1).
Selain itu, Kemensos juga memberikan santun korban banjir. Kemensos mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sebanyak 30 orang.
Baca Juga: BNPB: Korban meninggal banjir Jabodetabek capai 43 jiwa hingga Jumat (3/1) Juliari mengatakan ke 30 korban jiwa tersebut akan mendapatkan santunan dari pemerintah sebesar Rp 15 juta setiap jiwa. "Semua ahli waris korban akan mendapatkan santunan sebesar Rp 15 juta," kata dia. Kementerian Sosial juga mengerahkan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Tim Kampung Siaga Bencana (KSB) ke sejumlah titik. "Kita mengerahkan Tagana dan Tim KSB untuk melakukan evakuasi," ujar Mensos. Juliari mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah tempat yang dijadikan lokasi penampungan para pengungsi dan dapur umum seperti Panti Sosial Bina Netra (PSBN) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Universitas Borobudur di Jalan Raya Kalimalang. Sebanyak tujuh KSB juga disiapkan seperti KSB Cilandak Timur, KSB Cilincing, dan KSB Rawajati. Untuk meringankan beban para pengungsi, Kementerian Sosial telah menyalurkan bantuan senilai Rp 4,8 miliar yang terdiri dari Rp 1,9 miliar untuk Provinsi DKI Jakarta, Rp 1,5 miliar untuk Provinsi Jawa Barat, dan Rp 720 juta untuk Provinsi Banten.
Baca Juga: BNPB imbau warga yang tinggal dekat aliran sungai untuk waspada Di samping memberikan bantuan berupa logistik dan makanan, Kementerian Sosial juga menerjunkan tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP). Juliari mengatakan pemulihan trauma akibat bencana kepada para pengungsi terutama anak-anak sangat dibutuhkan seperti mengajak anak-anak bermain dan bercerita. "Hal ini dilakukan untuk memulihkan mental mereka ketika kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti sedia kala," ujar Juliari. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi