Pasukan Houthi Yaman Dikabarkan Sudah Memiliki Rudal Hipersonik



KONTAN.CO.ID - Situasi keamanan di Laut Merah dan sekitarnya menjadi semakin tegang setelah kelompok Houthi Yaman dilaporkan telah memiliki rudal hipersonik.

Kabar mengenai kepemliikan rudal hipersonik ini pertama kali diberikan oleh kantor berita pemerintah Rusia, RIA Novosti, pada hari Kamis (14/3).

"Kelompok tersebut (Houthi) telah berhasil menguji rudal yang mampu mencapai kecepatan hingga Mach 8 dan menggunakan bahan bakar padat. Kelompok Houthi berniat untuk mulai memproduksinya untuk digunakan selama serangan di Laut Merah dan Teluk Aden, serta terhadap sasaran di Israel," tulis RIA, dikutip AP News.


Baca Juga: Militer AS dan Prancis Klaim Tembak Jatuh Puluhan Drone Penyerang Milik Houthi Yaman

Mach 8 setara delapan kali kecepatan suara dan menjadi standar bagi sebuah rudal untuk masuk kategori hipersonik. Senjata hipersonik setidaknya mampu terbang dengan kecepatan lebih tinggi dari Mach 5.

Sejak perang Gaza bergejolak bulan Oktober 2023 lalu, Houthi telah secara aktif menunjukkan dukungannya kepada Palestina dengan memblokir jalur perdagangan di Laut Merah untuk kapal-kapal milik Israel dan para pendukungnya seperti AS dan Inggris.

Belakangan dilaporkan bahwa kapal-kapal yang menjadi target serangan Houthi sama sekali tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Israel atau para pendukungnya.

Pada hari Senin (11/3), Houthi meluncurkan dua rudal ke sebuah kapal milik Singapura dan berbendera Liberia. Rudal tersebut gagal mengenai kapal dan tidak menyebabkan cedera atau kerusakan.

Baca Juga: Houthi Memperingatkan Peningkatan Serangan di Laut Merah Selama Ramadan

Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengklaim bahwa kapal tersebut adalah milik AS. Mereka juga mengklaim rudal yang diluncurkan berhasil mengenai target kapal.

Pasca serangan itu, Sarea mengatakan bahwa Houthi siap mengintensifkan serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah, Selat Bab Al-Mandab, dan Teluk Aden selama Ramadan.

Tidak hanya di laut, Houthi juga mulai menembakkan rudal ke arah Israel, meskipun sebagian besar rudal tersebut gagal atau berhasil dicegat oleh sistem pertahanan milik militer Israel.