KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Delegasi Rusia telah tiba di Belarusia untuk melakukan pembicaraan dengan Ukraina, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Minggu (27/2). "Sejalan dengan kesepakatan, delegasi Rusia yang terdiri dari perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, dan lembaga lainnya, termasuk kantor kepresidenan, telah tiba di Belarusia untuk melakukan pembicaraan dengan pihak Ukraina," kata Peskov. "Kami akan siap untuk memulai pembicaraan ini di Gomel (Belarusia)," tegasnya, seperti dikutip
TASS. Kementerian Luar Negeri Belarusia mengonfirmasi kedatangan delegasi Rusia di Gomel untuk melakukan pembicaraan dengan Ukraina.
Baca Juga: Invasi Terus Berlanjut, Pasukan Nuklir Rusia Siaga Tinggi "Pihak Belarusia telah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pembicaraan, memastikan sepenuhnya solusi dari semua protokol, logistik dan masalah lainnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Belarusia Anatoly Glaz, seperti dilansir
TASS. Menurut sumber
TASS, pembicaraan antara delegasi Rusia dan Ukraina akan bergulir Senin (28/2) pagi waktu setempat. "Ini bukan penundaan. Pertemuan akan dimulai pada pagi hari. Alasannya adalah logistik delegasi Ukraina," ungkapnya. Pembantu Presiden Rusia Vladimir Medinsky, yang memimpin delegasi Rusia, sebelumnya menyatakan, kesepakatan telah dicapai dengan Ukraina pada Minggu (27/2) untuk mengadakan pembicaraan di Wilayah Gomel, Belarusia. Meski begitu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi pada Minggu (27/2), dia memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi, saat negeri beruang merah melanjutkan invasi ke Ukraina.
Baca Juga: Konvoi Pasukan Darat Rusia, Tank Bergerak Menuju Kyiv Mengutip
Axios, saat berbicara bersama menteri pertahanan dan kepala staf militer, Putin menyatakan, sanksi baru-baru ini dan "pernyataan agresif" dari negara-negara NATO telah membawanya untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam "rezim khusus tugas tempur". Langkah itu juga merupakan reaksi terhadap sanksi keuangan yang Barat jatuhnya terhadap bisnis dan orang-orang penting Rusia, termasuk dirinya, Putin mengungkapkan dalam pernyataan yang disiarkan televisi. Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu, dan kepala staf umum militer telah diperintahkan untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam apa yang digambarkan sebagai “rezim khusus tugas tempur”.
Editor: S.S. Kurniawan