JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang drop menyebabkan penerimaan negara dari pos bea keluar turun. Kini Kementerian Keuangan (Kemkeu) ingin menurunkan batas referensi harga CPO yang dikenai bea keluar agar pos ini bisa menambah penerimaan. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemkeu Suahasil Nazara mengatakan, saat ini ada wacana mengubah aturan bea keluar terhadap CPO. Soalnya, harga CPO kini dalam tren melemah dan sudah di bawah harga referensi pengenaan bea keluar sebesar US$ 750 per ton sejak Juli 2014. Inilah salah satu penyebab realisasi penerimaan bea keluar hingga 28 Februari 2015 hanya Rp 544,75 miliar. Padahal, target pemerintah di periode tersebut Rp 2,01 triliun.
Patokan bea keluar CPO akan turun
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang drop menyebabkan penerimaan negara dari pos bea keluar turun. Kini Kementerian Keuangan (Kemkeu) ingin menurunkan batas referensi harga CPO yang dikenai bea keluar agar pos ini bisa menambah penerimaan. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemkeu Suahasil Nazara mengatakan, saat ini ada wacana mengubah aturan bea keluar terhadap CPO. Soalnya, harga CPO kini dalam tren melemah dan sudah di bawah harga referensi pengenaan bea keluar sebesar US$ 750 per ton sejak Juli 2014. Inilah salah satu penyebab realisasi penerimaan bea keluar hingga 28 Februari 2015 hanya Rp 544,75 miliar. Padahal, target pemerintah di periode tersebut Rp 2,01 triliun.