KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi terkait kewajiban calon jamaah umroh melakukan perekaman biometrik melalui VFS Tasheel sejak 17 Desember 2018 memunculkan keresahan. Pasalnya, para calon jamaah harus rela menempuh jarak yang jauh serta waktu antre yang panjang untuk melakukan mekanisme tersebut. Ketua Dewan Pembina Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia (Patuhi), Fuad Hasan Masyhur menyatakan menolak mekanisme yang harus dilewati calon jamaah itu melalui VFS Tasheel. "Hadirnya VFS Tasheel sangat mengkhawatirkan. Banyak jamaah yang akhirnya harus tertunda keberangkatannya akibat lamanya proses perekaman biometrik," tutur Fuad, Kamis (3/1). VFS Tasheel hanya memiliki 34 kantor yang tersebar di kota-kota besar Indonesia, sehingga calon jamaah yang tinggal di daerah lain harus menempuh jarak dan waktu yang tak singkat. Bahkan calon jamaah bisa menempuh tiga hari dua malam untuk melalui proses biometrik. Belum lagi biaya yang ditanggung untuk melakukan perekaman sebesar US$7 per perekaman dianggap membebankan.
Patuhi meminta pemerintah turun tangan untuk hentikan kebijakan biometrik VFS Tasheel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi terkait kewajiban calon jamaah umroh melakukan perekaman biometrik melalui VFS Tasheel sejak 17 Desember 2018 memunculkan keresahan. Pasalnya, para calon jamaah harus rela menempuh jarak yang jauh serta waktu antre yang panjang untuk melakukan mekanisme tersebut. Ketua Dewan Pembina Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia (Patuhi), Fuad Hasan Masyhur menyatakan menolak mekanisme yang harus dilewati calon jamaah itu melalui VFS Tasheel. "Hadirnya VFS Tasheel sangat mengkhawatirkan. Banyak jamaah yang akhirnya harus tertunda keberangkatannya akibat lamanya proses perekaman biometrik," tutur Fuad, Kamis (3/1). VFS Tasheel hanya memiliki 34 kantor yang tersebar di kota-kota besar Indonesia, sehingga calon jamaah yang tinggal di daerah lain harus menempuh jarak dan waktu yang tak singkat. Bahkan calon jamaah bisa menempuh tiga hari dua malam untuk melalui proses biometrik. Belum lagi biaya yang ditanggung untuk melakukan perekaman sebesar US$7 per perekaman dianggap membebankan.