KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Patuna Travel memasang target yang konservatif untuk transaksi paket umrah di sepanjang tahun 2023 ini. Pertimbangan tersebut mesti diambil karena pihaknya sulit untuk menentukan target spesifik lantaran beberapa kondisi di lapangan. Presiden Direktur Patuna Travel Syam Resfiadi menjelaskan, permintaan umrah selama awal 2023 ini memang cukup membludak, lantaran kegiatan umrah yang sempat tertahan akibat dampak pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021. Pihaknya mencatat, sampa saat ini sudah hampir dua juta jamaah umrah yang berangkat dari Indonesia. Angka ini naik dua kali lipat dibandingkan kondisi normal pada tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Patuna Travel minta rencana aturan denda bagi biro haji dan umroh di tunda "Kami tunggu sampai tahun Haji 2023, apakah akan turun (permintaan umrah) atau bertahan sama seperti 1444H, karena tahun ini membludak (permintaan umrah). Jika ternyata menurun kembali seperti tahun 2019, maka itulah normalnya Umrah. Di mana dari Indonesia rata-rata hanya 1 juta orang," ungkap Syam, kepada Kontan.co.id, Selasa (31/1). Menurut Syam, pihaknya tentu diuntungkan dengan membludaknya permintaan umrah di tahun 2023 ini, terutama untuk segmen pasar bawah atau ekonomi. Justru, tantangan perusahaan datang dari pada pasar premium, lantaran belum pulihnya daya beli di segmen tersebut dan adanya kenaikan harga beberapa komponen di Arab Saudi. "Saat ini yang ramai adalah pasar bawah atau ekonomi, harga Rp 30 jutaan, ini sangat banyak hampir dua juta jamaah umrah dari Indonesia saat ini atau naik dua kali lipat dabandingkan tahun normal 2019," sebutnya.