Paus Fransiskus hajar kapitalisme



VATIKAN. Kondisi dunia yang makin tidak menentu sekarang ini rupanya membuat Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Katolik terus mencari terobosan moral untuk mendobrak semuanya.

Dalam pidatonya di Vatikan, paus menghajar habis kapitalisme yang sudah semakin tidak terkendali dan juga sikap-sikap yang mengultuskan uang. Paus juga menyebut perlunya reformasi etis dari sistem finansial, supaya bisa menciptakan masyarakat yang lebih humanis.

Dengan berapi-api, paus yang berasal dari Argentina ini juga berharap para politisi bisa berani melihat akar permasalahan yang membuat krisis ekonomi terus berkelanjutan. Pada dasarnya paus melihat masyarakat modern sekarang ini sudah melihat uang lebih berkuasa daripada orang dan masyarakat itu sendiri.


“Kita menciptakan idola baru,” tegasnya. “Pemujaan terhadap  lembu emas yang dilakukan orang-orang dulu sekarang sudah menemukan bentuk barunya dalam gambaran kejam pengultusan uang dan diktator perekonomian yang tak berwajah dan kehilangan tujuan kemanusiaan,” tambahnya.

Serangan kapitalisme yang tidak terkendali, membuat makin besarnya ketimpangan dalam masyarakat. Menurut Paus Fransiskus, hal ini bisa terjadi karena ideologi yang mengedepankan otonomi absolut dari pasar dan spekulasi finansial, sehingga prang-orang bisa menafikan kontrol yang  dilakukan negara. Padahal di sisi lain, negaralah yang bertugas untuk menyediakan aturan untuk kebaikan bersama.

Paus Fransiskus yang lama menjadi pastor di Buenes Aires berpengalaman krisis finansial di negaranya. Ia menolak dengan tegas pentahbisannya untuk menjadi paus, yang seharusnya dilakukan dengan mewah.

Beberapa hari setelah terpilih menjadi paus, Fransiskus pun menegaskan keinginannya untuk menjadi gereja untuk orang miskin.

Kamis (16/5) paus menegaskan, ”Sebuah tirani yang baru, tidak terlihat, dan terjadi hampir di semua tempat telah terbentuk. Sesuatu yang menciptakan hukum dan aturannya sendiri secara sepihak dan tak bisa diganggu gugat.”

Etika, menurut paus seringkali dihilangkan karena dianggap sebagai gangguan belaka.”Perlu ada reformasi finansial sejalan dengan etika yang mampu menghasilkan reformasi ekonomi yang berguna untuk semua orang. Uang ada untuk melayani bukan untuk berkuasa,” tambahnya.

Vatikan sendiri memiliki sumber perselisihan ekonominya. Sebuah skandal di Institute for Works of Religion (IOR) yang dikenal sebagai Bank Vatikan. Kabarnya Bank Vatikan sendiri tengah menyiapkan reformasi untuk menyelesaikan masalahnya.

Vatikan Radio mengatakan Presiden Bank Vatikan yang baru Ernst von Freyberg mengatakan institusinya akan membuat website sendiri untuk memublikasikan laporan tahunan. Ini dilakukan dalam rangka meningkatkan transparansi Bank Vatikan.

Editor: Djumyati P.