Paus Fransiskus: Yang Dibutuhkan Israel dan Palestina adalah Solusi Dua Negara



KONTAN.CO.ID - Paus Fransiskus pada hari Rabu (1/11) mengatakan bahwa solusi dua negara adalah yang sesuatu yang dibutuhkan Israel dan Palestina untuk bisa mengakhiri perang. Paus juga menyerukan adanya status khusus untuk Yerusalem.

"Dua bangsa yang harus hidup bersama. Dengan solusi bijak itu, dua negara. Perjanjian Oso, dua negara yang terdefinisi dengan baik dan Yerusalem dengan status khusus," kata Paus dalam wawancara dengan kanal televisi pemerintah Italia, RAI.

Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat pada tahun 1993 silam sepakat dengan adanya Perjanjian Oslo yang menetapkan otonomi terbatas Palestina.


Israel merebut Yerusalem Timur Arab pada tahun 1967 dan pada tahun 1980 mendeklarasikan seluruh kota tersebut sebagai ibu kota bersatu dan abadi. 

Baca Juga: Sekjen PBB: Solusi Dua Negara Bisa Menjamin Perdamaian di Timur Tengah

Israel secara konsisten menolak anggapan bahwa kota tersebut dapat memiliki status khusus atau internasional. Yerusalem juga dianggap suci bagi umat Kristen dan Muslim.

Paus juga berharap konflik di Gaza tidak meluas menjadi konflik regional, menyerukan koridor kemanusiaan untuk membantu warga Gaza dan gencatan senjata.

"Perang di Tanah Suci membuat saya takut. Bagaimana orang-orang ini akan mengakhiri cerita ini? Eskalasi yang meningkat akan berarti akhir dari banyak hal dan banyak nyawa," kata Paus Fransiskus, dikutip Reuters.

Baca Juga: PBB Mengakui Perang Israel-Hamas Telah Meluas ke Suriah

Paus secara terbuka mengatakan dia telah berbicara melalui telepon setiap hari dengan para pastor dan biarawati yang mengelola sebuah paroki di Gaza yang menampung sekitar 560 orang, baik penduduk Kristen maupun Muslim.

Paus berterima kasih kepada Israel yang masih menjaga jarak dengan paroki tersebut sehingga ada banyak warga sipil yang bisa selamat.

"Untuk saat ini, syukurlah, pasukan Israel menghormati paroki tersebut. Saya prihatin dengan meningkatnya antisemitisme yang sebagian besar masih tersembunyi," imbuhnya.

Terakhir, Paus Fransiskus berpesan kepada seluruh dunia agar tidak melupakan konflik lain, termasuk di Ukraina, Suriah, Yaman, dan Myanmar.