KONTAN.CO.ID - PBB akhirnya mendapatkan rute baru untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke wilayah utara Gaza. Jalur baru ini mulai digunakan untuk mengirim makanan pada hari Selasa (12/3). Juru bicara Program Pangan Dunia atau
World Food Programme (WFP), Shaza Moghraby, mengatakan bahwa makanan yang cukup untuk 25.000 orang telah dikirim ke Gaza pada Selasa dini hari. Kiriman itu juga merupakan yang pertama dari WFO ke wilayah utara Gaza sejak 20 Februari lalu.
"Kami berharap untuk meningkatkannya, kami memerlukan akses yang teratur dan konsisten terutama bagi masyarakat di Gaza utara yang berada di ambang kelaparan. Kita memerlukan titik masuk langsung ke arah utara. Ini membuktikan bahwa mengirim makanan melalui jalur darat masih memungkinkan," kata Moghraby, dikutip
Reuters.
Baca Juga: Israel Didesak Buka Lebih Banyak Rute Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Sementara itu, koordinator bantuan PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina, Jamie McGoldrick, menyampaikan bahwa jalur yang digunakan WFP adalah jalur militer Israel yang membentang di sepanjang pagar perbatasan Gaza. Militer Israel sendiri belum memberikan respons atas digunakannya jalur itu oleh rombongan WFP. PBB telah memperingatkan kepada komunitas internasional bahwa setidaknya 576.000 orang di Gaza berada di ambang kelaparan. Jumlah itu setara dengan seperempat dari jumlah penduduk Gaza. Pengiriman bantuan melalui jalur darat terus mengalami keterbatasan karena minimnya akses dan masalah keamanan. Bantuan terbatas melalui jalur darat telah mencapai Gaza selatan melalui penyeberangan Rafah dari Mesir dan Kerem Shalom dari Israel.
Baca Juga: Truk Diserang Israel, WFP Setop Pengiriman Bantuan ke Gaza PBB telah mendorong Israel untuk mengizinkan konvoi bantuan untuk menggunakan jalan militer di sepanjang jalan pagar perbatasan Gaza. McGoldrick pekan lalu mengatakan bahwa rencananya truk akan menyeberang ke Gaza dari desa Beeri di Israel. Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, PBB dan sejumlah kelompok pemberi bantuan masih terus berusaha untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan warga Palestina. PBB menyadari bahwa pengiriman bantuan selalu berada di bawah ancaman serangan Israel. "Kami bekerja untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan, meskipun pertempuran terus berlanjut dan pemboman Israel, serta ketidakamanan, seringnya penutupan perbatasan dan kendala akses yang terus menghambat operasi bantuan yang aman dan efisien," kata Dujarric.