PBB: Ruang Aman Bagi Pengungsi Gaza Semakin Sempit



KONTAN.CO.ID - Badan urusan kemanusiaan PBB pada hari Senin (25/12) melaporkan bahwa ruang aman bagi para pengungsi Gaza semakin sempit. Minimnya ruang aman bertumpuk dengan tingginya jumlah pengungsi.

Saat ini ribuan orang mengungsi berkali-kali, terus berpindah-pindah tempat tanpa arah dan tujuan tanpa ada jaminan suatu tempat tujuan akan aman.

"Hanya ada sedikit ruang yang tersisa di Rafah sehingga orang-orang tidak tahu ke mana mereka akan pergi. Orang-orang meninggalkan daerah itu ke daerah lain. Tapi mereka tidak aman di sana," kata ketua tim Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Gemma Connell, dikutip Reuters.


Connell mengunjungi lingkungan Deir al-Balah di Gaza tengah pada 25 Desember. Dirinya melihat orang-orang menuju ke selatan dengan kasur dan semua barang milik mereka di dalam van, truk, dan mobil untuk mencoba mencari tempat yang aman.

Baca Juga: Resolusi PBB Tentang Gaza Dikritik, Dianggap Tidak Berarti dan Tidak Efektif

Di lokasi itu, Connell menemukan kematian seorang anak laki-laki berusia 9 tahun di rumah sakit al-Aqsa, tempat banyak korban luka dalam serangan udara Israel semalaman dibawa.

Connell menyayangkan peristiwa itu karena warga sipil justru tewas di luar area yang diminta Israel untuk dikosongkan. Connell menunjukkan teks pemberitahuan dari militer Israel yang mendesak penduduk di setidaknya setengah lusin lingkungan tengah Gaza untuk mengungsi pada 22 Desember.

"Dia tidak berada di area yang berada di bawah perintah evakuasi, dia berada di area yang seharusnya aman. Tidak ada tempat yang aman di Gaza," lanjut Connell.

Baca Juga: Israel Samakan Perang di Gaza dengan Perang Dunia II

Juru bicara militer Israel mengatakan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan terus beroperasi di mana pun Hamas beroperasi. Mereka juga menegaskan akan memberikan keamanan pada warga sipil.

"IDF akan bertindak melawan Hamas di mana pun mereka beroperasi, dengan komitmen penuh terhadap hukum internasional, sambil membedakan antara teroris dan warga sipil, dan mengambil semua tindakan pencegahan untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil," ungkap pihak IDF.

Tentara Israel bahkan masih melakukan serangan brutal para malam Natal. Serangan itu ditandai sebagai salah satu malam paling mematikan dalam perang di Gaza karena serangan udara Israel menewaskan lebih dari 100 warga Palestina.

Dengan tambahan itu, jumlah korban tewas dari pihak Palestina saat ini mencapai hampir 20.700 orang.