PBOC suntik dana segar US$ 24,6 miliar



BEIJING. Pelaku pasar kembali bertanya-tanya tentang kondisi ekonomi China. Pemicunya, Selasa (16/5), Bank Sentral China (PBOC) menyuntikkan dana segar dalam jumlah jumbo.

People's Bank of China mengguyur pasar perbankan melalui operasi pasar dengan dana mencapai CNY 190 miliar atau setara dengan US$ 24,67 miliar. Ini merupakan suntikan dana segar terbesar sejak 19 Januari 2017.

PBOC mengguyur dana segar karena pasar mengalami pengetatan likuiditas. Likuiditas mengetat karena ramai terjadi transaksi pembayaran pajak korporasi dan jatuh tempo repo.


PBOC menyatakan, suntikan dana dilakukan untuk mencegah kenaikan risiko likuiditas terhadap ekonomi. Rinciannya, sebesar CNY 150 miliar diguyur ke pasar melalui instrumen seven-day reverse bond repo.

Ada pula dana sebesar CNY 40 miliar yang disuntikkan melalui instrumen 14 day reverse repo. "Ini untuk menghindari efek negatif dari transaksi pembayaran pajak dan jatuh tempo repo," tulis PBOC, seperti dilansir Reuters, kemarin.

Asal tahu saja, jatuh tempo repo di pasar finansial China mencapai CNY 20 miliar. Kemarin, suku bunga seven-day repo bergerak di level 2,74%, lebih rendah 7,6 basis poin (bps) dari level penutupan di hari sebelumnya.

Di awal Mei ini, suku bunga seven-day repo melompat ke level tertinggi selama dua tahun terakhir. Kondisi ini kian memperbesar kekhawatiran pasar soal likuiditas China.

PBOC lebih memilih untuk menggunakan instrumen jangka panjang ketimbang jangka pendek. Tujuannya, mengurangi risiko dan volatilitas jangka pendek.

Pekan lalu, PBOC menyuntikkan dana sebesar CNY 459 miliar lewat skema medium-term lending facility (MLF). Angka ini lebih besar dari jumlah MLF yang jatuh tempo di bulan ini.

Aturan ketat

Selain mengguyur dana segar, regulator memberlakukan sejumlah aturan ketat terkait likuiditas. Misalnya saja, memperketat investasi korporasi ke pasar di luar China.

Sekadar menyegarkan ingatan, Pemerintah China membatasi transaksi yang membawa uang dari pasar domestik dalam jumlah jumbo. Aturan ini untuk mengamankan likuiditas China.

Di kuartal I 2017, investasi korporasi China di pasar global (outbond) setara US$ 11,8 miliar. Nilai ini anjlok drastis dari US$ 82 miliar di kuartal I-2016.

Aksi lain, Bank Sentral China memerintahkan perbankan secara ketat mengontrol pinjaman baru sejak kuartal pertama tahun ini. Cara ini dilakukan untuk mengekang kelebihan leverage dalam sistem keuangan.

Pembatasan kredit ditekankan pada pinjaman hipotek. Sebab, otoritas perbankan sedang bergulat menghadapi harga properti yang terus menanjak.

Bank Sentral China secara teratur berusaha memeriksa keputusan kredit bank. Momen ini juga digunakan untuk memaksa bank membayar dana penjaminan atau deposit insurance lebih besar. Perbankan China mencatat rekor kredit pada 2016 yakni sebesar CNY 12,56 triliun atau setara US$ 1,8 triliun.

Editor: Sanny Cicilia