SINGAPURA. Minyak mentah diperdagangkan mendekati level tertinggi tiga hari terakhir di New York. Reli minyak berlangsung setelah China melaporkan ekonominya di kuartal kedua bertumbuh lebih cepat dari prediksi. Sentimen ini memicu spekulasi permintaan bahan baku akan meningkat.Minyak berjangka naik 0,2%, menghapus penurunan yang terjadi pada awal perdagangan hari ini. Sementara, minyak WTI untuk pengiriman Agustus turun 1 sen ke US$ 97,42 per barel, pada pukul 2.14 siang waktu Singapura di New York Mercantile Exchange. Pada perdagangan pagi, kontrak yang sama turun 90 sen ke US$ 96,53 per barel. Hari ini, biro statistik China merilis produk domestik bruto (PDB) di kuartal kedua naik 9,5% dibanding tahun sebelumnya. Meski di bawah PDB kuartal pertama yang mencapai 9,7%, tapi angka ini lebih tinggi dari prediksi analis yang memperkirakan di 9,3%. Selain itu, produksi industri pada Juni lalu tercatat naik paling tajam terhitung sejak Mei 2010.Senior principal dari Purvin & Gertz Inc. Victor Shum menyebut, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di Cina akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. "Sejauh ini data yang datang dari sana tidak menyebabkan orang mengambil posisi keluar dari pasar," ujarnya di Singapura, hari ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PDB China melebihi ekspektasi, minyak dekati level tertinggi tiga hari
SINGAPURA. Minyak mentah diperdagangkan mendekati level tertinggi tiga hari terakhir di New York. Reli minyak berlangsung setelah China melaporkan ekonominya di kuartal kedua bertumbuh lebih cepat dari prediksi. Sentimen ini memicu spekulasi permintaan bahan baku akan meningkat.Minyak berjangka naik 0,2%, menghapus penurunan yang terjadi pada awal perdagangan hari ini. Sementara, minyak WTI untuk pengiriman Agustus turun 1 sen ke US$ 97,42 per barel, pada pukul 2.14 siang waktu Singapura di New York Mercantile Exchange. Pada perdagangan pagi, kontrak yang sama turun 90 sen ke US$ 96,53 per barel. Hari ini, biro statistik China merilis produk domestik bruto (PDB) di kuartal kedua naik 9,5% dibanding tahun sebelumnya. Meski di bawah PDB kuartal pertama yang mencapai 9,7%, tapi angka ini lebih tinggi dari prediksi analis yang memperkirakan di 9,3%. Selain itu, produksi industri pada Juni lalu tercatat naik paling tajam terhitung sejak Mei 2010.Senior principal dari Purvin & Gertz Inc. Victor Shum menyebut, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di Cina akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. "Sejauh ini data yang datang dari sana tidak menyebabkan orang mengambil posisi keluar dari pasar," ujarnya di Singapura, hari ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News