PDB meleset, rupiah tak bertenaga



JAKARTA. Otot rupiah loyo menjelang libur panjang. Sentimen domestik dan eksternal menekan rupiah. Meski demikian, mata uang Garuda disinyalir berpeluang menguat lagi pada awal pekan depan.

Rabu (4/5), di pasar spot, nilai tukar rupiah melemah 0,56% ke posisi Rp 13.261 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatat, otot rupiah tergerus 0,40% menjadi Rp 13.246 per dollar AS. Sepekan ini, rupiah juga sudah tertekan 0,3%.

Pengamat pasar uang, Farial Anwar memaparkan, memburuknya data ekonomi China serta pemangkasan suku bunga Bank Sentral Australia (RBA) menguntungkan posisi dollar AS. Mata uang Paman Sam ini menguat hampir terhadap semua mata uang, termasuk rupiah.


Sementara dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal I-2016 meleset dari ekspektasi. "Membaiknya harga komoditas belum mampu untuk memulihkan ekspor dalam negeri," kata Farial. Sementara pengeluaran pemerintah tidak sesuai dengan harapan. Menjelang libur panjang, investor pun lebih memilih untuk memegang dollar AS ketimbang rupiah.

Namun, Farial menduga, rupiah punya kans menguat lagi setelah libur berakhir. Aliran dana asing masih terlihat masuk baik ke pasar saham maupun surat utang. Ini menunjukkan suplai dollar AS dalam negeri tetap tinggi. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini pun terlihat lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini