JAKARTA. Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengatakan, pengurus DPP telah bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani, merespons kabar keinginannya mundur. Dalam pertemuan itu, pengurus DPP PDI-P meminta Risma menghadapi tekanan sebagai tempaan menjadi pemimpin yang andal. "Saya dan Pak Tjahjo (Sekjen PDI-P) sudah bertemu Risma, enggak ada masalah. Yang penting sekarang dibuat hening dulu," ujar Hasto, saat dihubungi, Kamis (13/2/2014). Hasto membantah rumor bahwa Risma berniat mundur dari jabatannya. Namun, ia mengakui, Risma tengah menhadapi tekanan. Ia memastikan, tekanan itu bukan berasal dari internal partai. "Itu tekanan biasa. Kalau politik kan pasti ada tekanan. Namanya masuk ke partai, apalagi jabatan Wali Kota, pasti ada tekanan. Tinggal kuat apa enggak?" kata Hasto. Lebih lanjut, Hasto mengatakan, apa yang dihadapi Risma saat ini tak terkait dengan tak harmonisnya hubungan dengan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana. Tekanan itu, lanjut Hasto, berasal dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo terkait rencana pembangunan jalan tol. "Risma menghendaki pembangunan angkutan publik. Kami dukung itu. Jadi, namanya Wali Kota dan Gubernur, tekanan sudah pasti ada. Di situlah, seseorang ditempa jadi pimpinan," ungkap Hasto. Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI-P, Tjahjo Kumolo menegaskan partainya mendukung penuh pemerintahan yang dijalankan Risma. "Tekanan dari siapa? Ibu Risma didukung PDI Perjuangan sebagai Wali Kota Surabaya," kata Tjahjo. Seperti diberitakan, Tri Rismaharani dikabarkan tidak cocok dengan wakilnya yang baru dilantik, Wisnu Sakti Buana. Risma sempat mempertanyakan soal keabsahan pelantikan Wisnu menjadi wakilnya. Wisnu, yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPRD Surabaya itu, menggantikan posisi Bambang Dwi Hartono yang mundur untuk maju pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur pada 2013 lalu. Wisnu dipilih dalam forum paripurna anggota DPRD Surabaya yang sempat alot karena tarik ulur kepentingan politik di internal DPRD Surabaya, November 2013 lalu. Kegamangan Risma Saat hadir sebagai tamu di program "Mata Najwa" yang ditayangkan di Metro TV, Rabu (12/2/2014) malam, Najwa Shihab, pemandu acara, mengorek seputar isu pengunduran diri Risma sebagai Wali Kota Surabaya. Meski tak menjawab lugas, Risma menunjukkan kesan melalui ekspresi wajahnya bahwa ia menghadapi tekanan terkait tanggung jawabnya sebagai Wali Kota. Risma sempat menangis saat bertutur tentang kisah anak-anak yang menjadi pekerja seks komersial di kawasan Dolly, Surabaya. Sambil terisak, Risma tak kuasa menjawab pertanyaan Najwa tentang apa yang terjadi dengan remaja perempuan yang ia jumpai di sana. "Saya tidak tega," katanya terbata. Air matanya menetes. Risma kembali tak menjawab secara lugas ketika Najwa kembali melontarkan pertanyaan mengapa Risma punya keinginan mundur sebagai Wali Kota. Ia hanya terdiam. Wajahnya terlihat murung. Ia bahkan tak berani berjanji untuk mengurungkan niatnya mundur. (Sabrina Asril)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PDI-P minta Risma tahan hadapi tekanan politik
JAKARTA. Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengatakan, pengurus DPP telah bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani, merespons kabar keinginannya mundur. Dalam pertemuan itu, pengurus DPP PDI-P meminta Risma menghadapi tekanan sebagai tempaan menjadi pemimpin yang andal. "Saya dan Pak Tjahjo (Sekjen PDI-P) sudah bertemu Risma, enggak ada masalah. Yang penting sekarang dibuat hening dulu," ujar Hasto, saat dihubungi, Kamis (13/2/2014). Hasto membantah rumor bahwa Risma berniat mundur dari jabatannya. Namun, ia mengakui, Risma tengah menhadapi tekanan. Ia memastikan, tekanan itu bukan berasal dari internal partai. "Itu tekanan biasa. Kalau politik kan pasti ada tekanan. Namanya masuk ke partai, apalagi jabatan Wali Kota, pasti ada tekanan. Tinggal kuat apa enggak?" kata Hasto. Lebih lanjut, Hasto mengatakan, apa yang dihadapi Risma saat ini tak terkait dengan tak harmonisnya hubungan dengan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana. Tekanan itu, lanjut Hasto, berasal dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo terkait rencana pembangunan jalan tol. "Risma menghendaki pembangunan angkutan publik. Kami dukung itu. Jadi, namanya Wali Kota dan Gubernur, tekanan sudah pasti ada. Di situlah, seseorang ditempa jadi pimpinan," ungkap Hasto. Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI-P, Tjahjo Kumolo menegaskan partainya mendukung penuh pemerintahan yang dijalankan Risma. "Tekanan dari siapa? Ibu Risma didukung PDI Perjuangan sebagai Wali Kota Surabaya," kata Tjahjo. Seperti diberitakan, Tri Rismaharani dikabarkan tidak cocok dengan wakilnya yang baru dilantik, Wisnu Sakti Buana. Risma sempat mempertanyakan soal keabsahan pelantikan Wisnu menjadi wakilnya. Wisnu, yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPRD Surabaya itu, menggantikan posisi Bambang Dwi Hartono yang mundur untuk maju pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur pada 2013 lalu. Wisnu dipilih dalam forum paripurna anggota DPRD Surabaya yang sempat alot karena tarik ulur kepentingan politik di internal DPRD Surabaya, November 2013 lalu. Kegamangan Risma Saat hadir sebagai tamu di program "Mata Najwa" yang ditayangkan di Metro TV, Rabu (12/2/2014) malam, Najwa Shihab, pemandu acara, mengorek seputar isu pengunduran diri Risma sebagai Wali Kota Surabaya. Meski tak menjawab lugas, Risma menunjukkan kesan melalui ekspresi wajahnya bahwa ia menghadapi tekanan terkait tanggung jawabnya sebagai Wali Kota. Risma sempat menangis saat bertutur tentang kisah anak-anak yang menjadi pekerja seks komersial di kawasan Dolly, Surabaya. Sambil terisak, Risma tak kuasa menjawab pertanyaan Najwa tentang apa yang terjadi dengan remaja perempuan yang ia jumpai di sana. "Saya tidak tega," katanya terbata. Air matanya menetes. Risma kembali tak menjawab secara lugas ketika Najwa kembali melontarkan pertanyaan mengapa Risma punya keinginan mundur sebagai Wali Kota. Ia hanya terdiam. Wajahnya terlihat murung. Ia bahkan tak berani berjanji untuk mengurungkan niatnya mundur. (Sabrina Asril)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News