JAKARTA. Wakil Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto mengingatkan Indonesia tidak dapat dibangun oleh dendam karena kalah pemilu. Ia menuturkan posisi politik PDI Perjuangan sebagai partai yang berada di luar pemerintahan selama 10 tahun dibangun oleh kesadaran untuk meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia, bukan oleh dendam politik. "Usulan Presiden SBY terkait dengan Panglima TNI, Kapolri, dan bagaimana PDIP hadir lengkap pada saat pelantikan Presiden SBY pada tahun 2004 dan 2009 adalah contoh praktik politik yang dewasa dan sehat yang ditunjukkan oleh PDIP," kata Hasto di Jakarta, Jumat (3/10). PDIP juga menghormati Partai Demokrat yang menempatkan kadernya sebagai Ketua DPR karena posisinya sebagai pemenang pemilu tahun 2009. Namun, kata Hasto, praktik politik berkeadaban tersebut kini jauh berbeda dengan apa yang terjadi saat ini.
"Simbiosis kekuatan Orde Baru, yang menjadi Neo Orde Baru dibawah kepemimpinan Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto dan Amien Rais, kini tampil dengan politik bumi hangus atas dasar kekalahan di pemilu legislatif dan pemilihan presiden," tutur Hasto. Ia melihat adanya agenda untuk mengubah sejumlah undang-undang. "Kami mencium adanya set back agenda, yang intinya ingin mengubah UU KPK, dan mengembalikan pemilu presiden langsung untuk dikembalikan ke MPR," tuturnya.