JAKARTA. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) satu barisan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kedua partai ini menolak rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.PDIP beralasan kenaikan harga BBM subsidi ini akan membuat rakyat semakin sengsara. Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto beralasan, 65% rakyat Indonesia akan terpukul akibat kenaikan harga BBM subsidi tersebut. Bambang menampik alasan kenaikan harga BBM subsidi itu yang disampaikan pemerintah. Menurutnya, anggaran subsidi BBM tidak akan membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tekor.
"Subsidi sudah benar. Maka atas dua alasan tersebut, PDIP menolak keras kenaikan BBM," kata Bambang.Dia juga menganulir alasan pemerintah yang menyatakan bilang, pemberian subsidi selama ini salah sasaran. "Subsidi sudah benar. Maka atas dua alasan tersebut, PDIP menolak keras kenaikan BBM," kata Bambang, Rabu (29/2).Pemerintah telah mengusulkan dua opsi kenaikan harga BBM subsidi. Dalam usulan yang disampaikan kepada Komisi VII DPR itu, Menteri ESDM Jero Wacik memberikan dua opsi, yaitu kenaikan harga jual untuk BBM jenis premium dan solar sebesar Rp1.500 per liter.Sedangkan opsi kedua, adalah dengan memberikan subsidi secara tetap, maksimum sebesar Rp 2.000 per liter untuk premium maupun solar. Pemerintah juga memberikan kompensasi bagi warga yang terkena dampak kenaikan harga BBM subsidi ini. Alasan kenaikan BBM subsidi ini lantaran anggaran subsidi semakin membengkak.