PDIP: Kata Risma, ada pihak luar paksa proyek tol



JAKARTA. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tjahjo Kumolo mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beberapa waktu lalu untuk menyikapi isu mundurnya Risma.

Di dalam pertemuan itu, Tjahjo menuturkan Risma lebih banyak berbicara soal persoalan Surabaya, salah satunya terkait pembangunan proyek tol tengah kota. "Kami mendukung semua sikap Bu Risma termasuk soal tol tengah. Hanya saja, apa iya Pemkot Surabaya punya PP soal tol tengah. Bu Risma sampaikan, dia sebutkan ada yang memaksa agar proyek itu diloloskan, dari luar partai bukan dari PDI-P," ujar Tjahjo di Kompleks Parlemen, Rabu (19/2/2014). Tjahjo mengaku Risma menyebut oknum yang memaksakan proyek tol tengah itu. Namun, Tjahjo tak mau mengungkap identitas itu. Setelah mendengarkan penjelasan Risma, Tjahjo menanyakan kembali niatan Risma untuk mundur. "Saya klarifikasi, apa Bu Risma mau mundur? Tertawa dia," ujar Tjahjo. Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristyanto mengakui bahwa Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tengah menghadapi tekanan terkait jabatan yang diembannya. Namun, Hasto memastikan, tekanan itu bukan berasal dari internal partai. Berdasarkan keterangan Risma, sebut Hasto, tekanan yang datang dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo terkait rencana pembangunan jalan tol tengah kota Surabaya. "Jadi Wali Kota itu tidak mudah karena ada tekanan gubernur. Contohnya, saat pembangunan jalan tol tengah. Maksudnya tekanan di sini, lebih pada kepentingan bisnis," ujar Hasto, saat dihubungi Kamis (13/2/2014). PDI-P, lanjut Hasto, akan mendukung kebijakan yang diambil Risma sepanjang menitikberatkan pada kepentingan masyarakat. Terkait rencana pembangunan jalan tol, Risma menolaknya. Ia lebih condong membenahi transportasi publik untuk mengatasi kemacetan di Surabaya. Secara terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI-P Jawa Timur Sirmadji Tjondro Pragolo mengakui adanya perbedaan pandangan antara Risma dan Soekarwo terkait pembangunan jalan tol tengah. "Ini memang belum final, dan pasti ada pendapat macam-macam. Menurut orang punya, dianggap perlu. Tapi bagi saya dan orang lainnya, tidak perlu. Ini biasa dalam argumentasi," kata Sirmadji. Oleh karena itu, Sirmadji meminta Risma menghadapi perbedaan pandangan ini dengan sabar. "Apa pun ringan, pasti nanti akan ada keputusan bersama," kata Sirmadji. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dikky Setiawan