JAKARTA. Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta berharap pemerintah membuat kebijakan mengenai harga batas tertinggi pangan terutama beras bagi konsumen. Pasalnya, beras memiliki peranan penting bagi kehidupan orang banyak sehingga pemerintah harus memiliki wewenang untuk mengendalikan harga. “Seperti di era 70-an ada top price batas pembelian konsumen, tapi sekarang tidak ada,” ujar Arif di sela-sela Rapat Kerja dengan Kementerian Keuangan Selasa (8/2). Arif pun menambahkan, bukan hanya batas pembelian konsumen saja, tetapi juga diikuti dengan batas pembelian pada tingkatan petani serta adanya pengawasan dan kontrol. “Tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar,” imbuhnya. Jika kebijakan tersebut disepakati maka akan dicantumkan dalam Undang-Undang mengenai stabilitas harga. Politisi PDI P itu mengungkapkan kebijakan batas top price dipicu adanya impor beras yang dilakukan akhir tahun 2010 dengan alasan untuk menekan laju inflasi beras di Indonesia. Tapi, bagi Arif impor itu tak mampu menekan inflasi malah menyebabkan kerugian pada 59 juta petani.
PDIP: Pemerintah sebaiknya tentukan batas atas harga beras
JAKARTA. Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta berharap pemerintah membuat kebijakan mengenai harga batas tertinggi pangan terutama beras bagi konsumen. Pasalnya, beras memiliki peranan penting bagi kehidupan orang banyak sehingga pemerintah harus memiliki wewenang untuk mengendalikan harga. “Seperti di era 70-an ada top price batas pembelian konsumen, tapi sekarang tidak ada,” ujar Arif di sela-sela Rapat Kerja dengan Kementerian Keuangan Selasa (8/2). Arif pun menambahkan, bukan hanya batas pembelian konsumen saja, tetapi juga diikuti dengan batas pembelian pada tingkatan petani serta adanya pengawasan dan kontrol. “Tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar,” imbuhnya. Jika kebijakan tersebut disepakati maka akan dicantumkan dalam Undang-Undang mengenai stabilitas harga. Politisi PDI P itu mengungkapkan kebijakan batas top price dipicu adanya impor beras yang dilakukan akhir tahun 2010 dengan alasan untuk menekan laju inflasi beras di Indonesia. Tapi, bagi Arif impor itu tak mampu menekan inflasi malah menyebabkan kerugian pada 59 juta petani.