JAKARTA. Dampak terjadinya teror bom di sekitaran pusat perbelanjaan Sarinah telah berdampak luas terhadap sektor perekonomian. Setidaknya, ada dua sektor yang paling terpengaruh dari kejadian tersebut yakni pariwisata dan ritel. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicolas Mandey mengapresiasi langkah cepat aparat keamanan dalam menangani kasus ini.
Pihaknya juga akan patuh terhadap instruksi bila ada ketentuan operasional pusat perbelanjaan. "Kami punya sikap untuk mengikuti perintah. Kami siap mengikuti instruksi dari Pemerintah dan Kepolisian," kata Roy, Kamis (14/1). Namun hingga saat ini, pihaknya masih belum mendapat instruksi untuk penutupan pusat perbelanjaan atau gerai-gerai retail. Sementara itu, Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Asnawi Bahar bilang, kejadian ini menjadi pukulan berat bagi pengusaha disektor pariwisata. "Kami berharap cepat diselesaikan dituntaskan dan pihak Kepolisian dapat memberikan rasa aman," kata Asnawi. Asnawi berharap kejadian ini tidak akan sampai membuat beberapa negara mengeluarkan pelarangan kunjungan atau
travel warning ke Indonesia. Bila hal tersebut terjadi maka, usaha sektor pariwisata akan terpuruk. Berdasar catatan Asnawi, negara-negara yang sensitif terhadap kondisi keamanan ini adalahan Amerika Serikat dan Australia.
Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani bilang, sektor pariwisata dan ritel memang yang akan berdampak langsung atas kondisi kejadian ini. Namun untuk investasi tidak ada persoalan. "Kalau terhadap investasi tidak akan pengaaruh. Investor memandang Indonesia positif. Investor melihat keseriusan atas perencanaan-perencanaan yang dilakukan," ujar Hariyadi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto