Pebisnis AS memohon pengecualian dari daftar tarif impor Trump



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ratusan pebisnis lokal Amerika Serikat (AS) mulai dari toko perlengkapan pernikahan lokal hingga peritel besar telah menyerahkan komentar publik ke kantor US Trade Representative (USTR) untuk menentang rencana Presiden AS Donald Trump untuk menerapkan tarif impor atas impor dari China senilai US$ 300 miliar.

Kenaikan tarif ini akan berlaku bagi produk-produk asal China yang sebelumnya tidak terkena tarif, mulai dari pakaian, alas kaki, hingga kembang api dan telepon seluler. Perusahaan-perusahaan ini mengungkapkan bahwa kenaikan tarif ini akan menaikkan harga produk konsumen di AS. 

Pengumpulan komentar publik ini dilakukan menjelang tujuh hari dengar pendapat publik yang dimulai Senin (17/6). 


Diane Cheatham, pemilik butik Diane's Formal Affair mengatakan, tarif baru akan menutup pemasoknya yang tidak akan mampu mendanai tambahan bea masuk yang sebesar 25%. "Saya menulis surat ini memohon kepada Anda untuk mengecualikan industri kami dari putaran tarif selanjutnya. Saya berdiri berdampingan dengan ribuan pemilik bisnis dalam permohonan ini. Bantu kami membuat AMERIKA HEBAT LAGI,"ungkap Cheatham seperti dikutip Reuters.

Komentar Cheatham merupakan satu dari banyak pebisnis yang mengatakan bahwa bea masuk akan menyulitkan konsumen dan menyebabkan PHK. 

Spirit of 76, perusahaan kembang api yang mengimpor 100% produk dari China mengatakan bahwa penerapan tarif ini akan menyebabkan kesulitan bisnis di tengah margin yang sudah tipis. Perusahaan ini mengatakan harus menaikkan harga yang menimbulkan penurunan penjualan dan menekan ekspansi.

Perusahaan publik besar yang harga sahamnya jatuh pada bulan Mei lalu pun mengkhawatirkan efek tarif pada pertumbuhan. "Kami menentang keras penerapan tarif tambahan," ungkap Ralph Lauren Corp dalam surat yang ditujukan kepada USTR Robert Lighthizer.

Peritel barang mewah ini meminta pakaian dan alas kaki dikecualikan dari daftar tarif. Alasannya, kenaikan tarif impor akan menurunkan penjualan dan memicu pemutusan hubungan kerja.

Komentar publik yang masuk ke USTR ini merupakan bagian dari proses penerapan tarif impor atas US$ 300 miliar produk dari China yang direncanakan pemerintahan Trump. Setelah adanya komentar publik, akan dilakukan dengar pendapat publik sebelum akhirnya nanti AS menentukan kenaikan tarif.

Editor: Wahyu T.Rahmawati